Stafsus Presiden Putri Tanjung dalam acara Pahlawan Digital UMKM Roadshow, Minggu (21/11/21), di El Hotel Royale, Banyuwangi, Jatim. (Foto: Setkab.go.id)

Banyuwangi, MNEWS.co.id – Staf Khusus Presiden Putri Tanjung memberikan klinik konsultasi UMKM kepada para entrepreneur muda Banyuwangi, Jawa Timur, dalam acara Pahlawan Digital UMKM. Ia membagikan pengalamannya bersalam sejumlah bos berbagai bisnis rintisan (startup) tersohor tanah air.

Program ini merupakan kolaborasi skema “Pahlawan Digital UMKM” dan komunitas Nongkibar Banyuwangi. Hadir CEO Wahyoo Peter Shearer, Co-Founder Qasir.id Rachmat Anggara, CEO Credibook Gabriel Frans, CEO Kang Duren Dzulfikri. Ketua Umum ICCN Fiki Satari, Tim Stafsus Presiden RI Axel Hugo, dan Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Farid Utomo.

“Selama ini banyak acara motivasi creativepreneur. Namun, sering kali kemasannya tidak asyik dan harganya mahal. Oleh karena itu, akhirnya kami menginisiasi gerakan Pahlawan Digital UMKM ini. Agar bisa menginspirasi banyak anak-anak muda,” kata Putri Tanjung dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

Putri bersama bos startup lainnya memberikan klinik konsultasi UMKM kepada para entrepreneur muda Banyuwangi yang hadir, agar bisa langsung berbagi dan konsultasi mengenai produk atau usaha mereka.

Anak-Anak Muda di Banyuwangi diedukasi untuk memiliki transformasi pola berpikir dalam berbisnis di era digital, sehingga menginspirasi anak muda untuk menjadi creativepreneur. Putri mengaku senang bisa kembali ke Banyuwangi untuk berbagi pengalaman dan inspirasi bersama anak-anak muda setempat.

“Kami melihat Banyuwangi ini punya potensi yang besar daya kreativitas anak mudanya,” ujarnya.

Ia pun membagi kiat menjadi pengusaha, salah satunya adalah memiliki growth mindset. “Definisi pengusaha itu adalah jeli melihat peluang dan menciptakan peluang. Dan jangan takut gagal karena pengusaha itu sahabatnya adalah kegagalan,” ucap Putri.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Fiki Satari mengatakan UMKM yang juga banyak diisi anak-anak muda perlu terus didorong tumbuh. “Saat ini, 60 persen ekonomi nasional disumbang dari UMKM,” katanya.

Menurut Fiki, yang terbesar dari UMKM tersebut adalah pelaku usaha mikro yang mencapai 63 juta atau hampir mencapai 99 persen. “Untuk itu, kami butuh agregator yang dapat menjadi lokomotif mengerek para pelaku usaha mikro ini meningkat. Di antaranya dapat beradaptasi dengan dunia digital,” tambah Fiki.

Salah satu agregator UMKM yang hadir di Banyuwangi adalah Peter Shearer. CEO Wahyoo itu menaikkan kelas warung makan tradisional dengan memanfaatkan platform digital. Mereka tak perlu lagi pusing mencari bahan ke pasar karena sudah diantar ke warung masing-masing. Warung mitra Wahyoo juga dilengkapi aplikasi keuangan serta beragam layanan untuk meningkatkan nilai tambah.

Kesuksesannya mengembangkan platform digital tersebut, menurut Peter, adalah dorongan atas usaha untuk memecahkan masalah. “Jadilah seorang pemecah masalah, bukan pembawa masalah,” ungkapnya.