Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda di di Gedung Teater Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (18/10/18). Foto: (doc/MNEWS)
Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda di di Gedung Teater Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (18/10/18). Foto: (doc/MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen untuk terus menumbuhkan minat kewirausahaan pemuda melalui berbagai program. Tidak hanya memberikan dana hibah untuk permodalan, tetapi juga mendampingi dan memberikan pelatihan soft skill bagi para wirausaha muda yang tengah merintis usahanya.

Sebanyak 85 wirausaha muda yang difasilitasi oleh Kemenpora telah menjalankan usahanya. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh, ini adalah salah satu wujud menguatkan perekonomian bangsa. Tidak hanya kerja keras dan pandai membaca peluang, tapi perlu menumbuhkan pola pikir kewirausahaan agar bisa sukses bersama.

“Berani memulai itu adalah separuh dari kesuksesan, dan sisanya adalah kerja keras, pandai membaca peluang. Saya tidak berbicara mengenai penumbuhan minat kewirausahaan di sini, tetapi bagaimana aktivitas kewirausahaan itu bisa membuat kita sukses bersama. Kuncinya, mindset kita. Keinginan kita untuk maju itu harus dibarengi dengan mentalitas, komitmen untuk mau bekerja sama,” jelas Asrorun di Gedung Teater Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (18/10/18).

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh di
Gedung Teater Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (18/10/18).
Foto: (doc/MNEWS)

Lebih lanjut, Asrorun menekankan pentingnya mengembangkan jejaring untuk memajukan usaha. Menurutnya, semakin berkembang jejaring yang dimiliki, akan lebih mudah dan kuat pijakannya untuk saling bekerja sama dengan berbagai pihak yang ahli di bidang lainnya, sehingga bisa saling melengkapi.

“Sekarang bagaimana kita memajukan usaha dengan mengembangkan jejaring. Bisa jadi modal kita sedikit, tetapi dengan berjejaring bisa lebih mudah dan kuat. Dengan cara pikir kolaboratif, kerja sama, pada saat kita punya produksi lebih, kita bisa bekerja sama dengan pihak yang ahli di bidang marketing, dan sebagainya. Dalam konteks yang sekarang, ruangan (untuk berjualan) tidak jadi faktor utama dalam berusaha. Disini pentingnya kreativitas disamping kolaborasi,” pungkasnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua KPAI itu menambahkan, kerja sama ibarat olahraga. Main bola atau badminton, tetap butuh kerja sama tim yang kompak berapapun jumlah orangnya. Begitu juga dengan berwirausaha, saling memahami dan komitmen untuk kolaborasi adalah kunci suksesnya.

“Pentingnya kerja sama ibaratnya apa? Contohnya main bola. Main bola itu yang diukur adalah soal kerja sama tim. Hebatnya Ronaldo misalnya, kalau dia tidak disokong oleh tim yang solid dengan komitmen kerja sama, komitmen tahu kapan memainkan peran, komitmen untuk saling berbagi, tidak akan sukses. Jangan tim yang bersebelas, tim yang berdua saja, badminton misalnya. Sama-sama hebat, tetapi kalau keduanya pingin selalu offensive, ngga akan sukses dia. Disini pentingnya kesepahaman, komitmen untuk kolaborasi,” imbuh Asrorun.

Dalam acara penumbuhan minat kewirausahaan pemuda tahap lanjutan ini, sebanyak 100 orang pemuda pemenang Wirausaha Muda Pemula dari Batch 1-8 hadir untuk memperoleh pembekalan wirausaha muda yang sukses menjalankan bisnis dengan segala jatuh bangunnya.