Ilustrasi Generasi Milenial (Foto: Pexels/Helena Lopes)
Ilustrasi Generasi Milenial (Foto: Pexels/Helena Lopes)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kehadiran generasi millennial dalam dunia kerja memberikan warna tersendiri. Jumlahnya yang mencapai hampir setengah dari keseluruhan pekerja, membuat cara kerja di suatu perusahaan mau tidak mau beradaptasi dengan karakteristik generasi millennial untuk memaksimalkan potensi mereka. Oleh karena itu strategi perekrutan yang digunakan dalam merekrut generasi yang lahir sebelum generasi millennial tidak lagi efektif karena generasi ini memiliki motivasi yang berbeda. 

Desilia Inggratupolie, Founder & Managing Director Ow My Group, membagikan pengalamannya mengenai sumber daya manusia (SDM) yang kebanyakan dalam dunia kerja adalah generasi millennial.

“Kita tidak boleh menilai bahwa generasi millennial adalah generasi yang susah diatur, karena pemikiran manusia dan juga revolusi manusia itu selalu berkembang. Sehingga karakter generasi millennial pun ada sebab dan akibat yang berpengaruh dari generasi sebelumnya,” kata Desilia dalam acara Kelas Komunitas Sahabat UMKM dengan tema “Millennial Employee as Value Asset” di Jakarta Creative Hub, Rabu (16/10/19).

Desilia Inggratupolie, Founder & Managing Director Ow My Group dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM dengan tema “”Millennial Employee as Value Asset” di Jakarta Creative Hub, Rabu (16/10/19). (Foto: Dok/MNEWS)

Desilia mengatakan bahwa ada beberapa stereotip atas penilaian generasi millennial dalam dunia kerja, yaitu malas bekerja, tidak loyalitas, cepat bosan dengan pekerjaan, tidak memiliki tata krama dan kesopanan, tidak bebas dalam berpikir, serta tidak memikirkan masa depan. Menurutnya beberapa penilaian tersebut sesuai dengan hal yang terjadi pada generasi millennial.

“Padahal tidak semua generasi millennial seperti itu, banyak generasi millennial yang memiliki kreativitas tinggi, pikiran untuk maju, dan mengembangkan skill yang mereka punya,” kata Desi.

Dalam kegiatan Kelas Komunitas tersebut, Desilia juga membagikan beberapa teknik untuk pihak perusahaan dalam merekrut generasi millennial. Beberapa hal yang digunakannya yaitu merekrut melalui media sosial (Instagram, Facebook, dll), visi misi kedua belah pihak sesuai untuk melakukan perubahan, dari awal memproses terbuka mengenai informasi perusahaan, selalu jujur dan terbuka, serta mampu bekerja sama satu sama lain.

Selain itu Desilia juga memaparkan beberapa budaya kerja yang disukai oleh generasi millennial yaitu, mereka lebih menyukai jadwal kerja yang fleksibel, bekerja sama dengan tim yang saling terbuka satu sama lain dan komunikasi dengan diskusi, mengadakan acara kantor yang seru, dan memberikan “me time” kepada mereka.

Menurutnya, untuk membuat para kaum millennial ini betah bekerja di satu tempat memang harus memiliki trik khusus, karena mereka adalah generasi yang suka tantangan dan berkarya. Usahakan, setiap kantor selalu memberikan tantangan kepada para karyawannya secara rutin, agar tidak monoton. Tidak ketinggalan juga, komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan adalah kunci terpenting untuk membuat generasi millennial bertahan pada satu perusahaan.