Ilustrasi Pelaku Pariwisata dan ekonomi kreatif. (Foto: Dedy Mulyadi)

Jakarta, MNEWS.co.id – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan bahwa sebelum pandemi Covid-19, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan negara. Namun, pandemi membuat banyak destinasi wisata di Indonesia lumpuh tak bergerak.

“Oleh karena itu, sektor pariwisata harus bangkit kembali di era kenormalan baru saat ini dengan tetap disiplin menjaga Protokol Kesehatan” kata Rully.

Rully menjelaskan dalam mengembangkan pariwisata di daerah, harus satu paket dengan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah masing-masing. “Setelah lelah berwisata menikmati keindahan alam, tentunya para wisatawan akan mencari wisata kuliner dan belanja oleh-oleh,” tambahnya.

Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan banyak skema pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, ada skema khusus untuk membangkitkan usaha mikro, termasuk yang ada di wilayah destinasi wisata.

“Salah satunya adalah Banpres Produktif Usaha Mikro atau BPUM, yang merupakan hibah sebesar Rp2,4 juta per orang, untuk membantu permodalan yang tergerus akibat dampak pandemi,” ungkap Rully.

Rully mengakui, ada tiga masalah klasik yang membelit UMKM selama ini, dan makin terlihat kala pandemi melanda. Yaitu, permodalan, perizinan usaha, hingga masalah logistik. Menurutnya, masalah tersebut sudah terjawab dalam UU Cipta Kerja.

Untuk membangkitkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata, Rully mengajak mereka untuk bergabung dalam wadah koperasi. Karena, peran koperasi menjadi penting saat ini karena sudah menjadi agreator bagi pelaku usaha.

“Kalau mereka mengurus usahanya sendiri-sendiri, maka akan susah dan tidak mendapatkan skala dalam ekonomi,” ungkapnya.

Dengan demikian, para UMKM bisa lebih fokus dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Ia menambahkan bahwa koperasi yang akan mengurus permodalan, pemasaran produk, sampai menyiapkan bahan baku.