
Bandung, MNEWS.co.id – Kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi solusi baru bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). UMKM Recovery Center (URC) diharapkan dapat kembali menggeliatkan perekonomian.
“Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Bandung terhadap stimulus ekonomi, dengan URC ini. Makanya judulnya recovery. Mudah-mudahan dari yang sederhana ini dapat memulihkan ekonomi Kota Bandung,” ujar Asisten Daerah (Asda) Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, Erick M Ataurik dilansir dari Detik.com.
UMKM Recovery Center memiliki empat kegiatan yaitu business matching, coaching clinic, intermediasi pembiayaan, dan galeri pemasaran produk UMKM. Pelaku UMKM Kota Bandung dapat memanfaatkan fasilitas tersebut secara gratis melalui Dinas UMKM Kota Bandung.
“Kita tidak bisa membantu pembiayaan secara finansial. Tetapi bisa kita fasilitasi dengan kredit pembiayaan melalui bank. Kita sudah bekerjasama dengan Bank Mandiri. Lalu ada dari PT Pegadaian yang sudah membantu sebanyak kurang lebih 400 UMKM untuk pelatihan digital,” tambahnya.
Erick menambahkan bahwa program UMKM Recovery saat ini, besar kemungkinan akan terus berlanjut meski pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya Kota Bandung telah berakhir. Ia berharap program dari Kota Bandung tersebut dapat terus berkembang di tingkat kota bahkan nasional.
“Program ini seperti akan terus berkelanjutan, karena kebetulan, ini juga kolaborasi dan kontribusi anggota pengurus koperasi pegawai. Gedungnya milik koperasi dan para anggota ikut support dalam rangka stimulus ekonomi. Mudah-mudahan, miniatur ini terus dikembangkan di tingkat kota dan nasional,” ungkap Erick.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Kanwil X Bandung PT Pegadaian, Udin Salahudin melalui Deputi Bisnis Area Bandung 1, Dadan Kadarsah mengatakan, keterlibatan PT Pegadaian merupakan bentuk kepedulian BUMN terhadap UMKM yang saat ini tengah terpuruk lantaran pandemi Covid-19.
Saat ini, PT Pegadaian lebih kepada memberikan edukasi tentang pemahaman digitalisasi. Salah satunya adalah terkait pemasaran. Karena tak jarang, pelaku UMKM di Kota Bandung mengaku masih kebingungan bagaimana memberikan pelayanan, packaging, dan perluasan market share secara digital.
“Untuk sementara ini kami telah memberikan pendampingan pelatihan kepada sebanyak 400 UMKM. Poinnya adalah kebutuhan UMKM. Sebagai contoh apakah soal komunikasi yang harus diberikan pemahaman lebih bagus lagi atau pemasarannya. Ini yang harus kita kembangkan kedepannya,” katanya.