Ilustrasi Jualan Online. (Foto: Unsplash/Anna Veronica)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah mengharapkan pada masa pandemi pelaku usaha mikro, kecil dan Menengah (UMKM) dapat berpindah ke platform online atau dalam jaringan (daring) agar lebih aman dan menjangkau lebih banyak konsumen.

Menurut Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary, UMKM juga dapat meningkatkan kualitasnya melalui tahap awal on-boarding, kemudian active selling, dilanjutkan dengan scaling up the business, dan terakhir diharapkan mampu untuk go-international.

“Sampai saat ini, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia terhitung sudah 3.248.775 UMKM yang telah berpindah ke ruang digital,” kata Septriana

Menurutnya jumlah tersebut melebihi ekspektasi karena awalnya target pada Desember 2020 adalah sebesar 2 juta UMKM yang on-boarding.

Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Zainal Arifin Hasibuan mengungkapkan beberapa hal yang dapat meningkatkan UMKM. “Melalui inovasi produk, mempertemukan produsen dengan konsumen, pembuatan nilai tambah, mengelola pelanggan, mengelola supply chain, dan perluasan pasar,” tambah Zainal.

Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi, Kemenko Marves, Odo Manuhutu menyatakan dengan standarisasi produk dan kemasan yang baik, produk UMKM lokal bisa bersaing dengan produk bermerek asing di negeri sendiri. “Hal itu membuat peluang bagi para pelaku UMKM yang memasarkan produknya secara digital menjadi lebih besar lagi,” katanya.

Ia menyampaikan konsumen yang beralih dari barang bermerek ke barang-barang yang lebih murah meningkat 3,3 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Usaha Kecil dan Menengah Destry Anna Sari menyatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan UMKM menuju standar internasional.

Salah satunya melalui 3 transformasi yaitu transformasi informal menjadi formal (kelembagaan), transformasi digital menggunakan data analytic untuk meningkatkan produk dan menciptakan produk baru, serta transformasi global value chain.

Menurut anggota Bidang Kemitraan Dekranas Didiet Maulana agar UMKM bertahan saat pandemi harus melihat kesempatan apa yang bisa dilakukan sekarang, melihat bagaimana minat mereka. Kemudian melakukan riset calon pembeli, memperkenalkan produk melalui platform digital dan membuat strategi pemasaran yang tepat melalui merek produk yang diciptakan.

Sementara itu Kabid KUKM, Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Penajam Paser Utara Purwantara menyatakan pelaku UMKM yang ada di wilayah tersebut sebanyak 2.500 UMKM dan setelah pandemi naik menjadi 10.500 UMKM.

“Kendala yang ada adalah jaringan yang belum stabil dan pelaku UMKM masih banyak yang belum melek digital. Sehingga kami terus memberikan beberapa pelatihan untuk memajukan para UMKM,” ungkapnya.