Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pembukaan acara Diklatda HIPMI JAYA pada Rabu, (27/2/2019) di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta. Foto: Kemenkeu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pembukaan acara Diklatda HIPMI JAYA pada Rabu, (27/2/2019) di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta. Foto: Kemenkeu.

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah menciptakan Online Single Submission (OSS) sebagai usaha untuk memudahkan proses investasi dan memberikan kesempatan kepada para pengusaha secara lebih luas.

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, pemerintah berusaha mengkombinasikan bauran kebijakan fiskal, moneter dan ekonomi, untuk menjaga ekonomi dari guncangan global.

“Pemerintah mencoba menggunakan bauran kebijakan fiskal, moneter dan ekonomi, untuk menjaga ekonomi pada saat shock itu terjadi menggoyang ekonomi kita,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pembukaan acara Diklatda HIPMI JAYA pada Rabu, (27/2/2019) di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta dilansir dari Kemenkeu.

Hasil dari bauran kebijakan tersebut dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga di atas 5,17%, tingkat kemiskinan yang berhasil diturunkan ke angka 9,6% yang merupakan suatu tingkat kemiskinan terendah dalam sejarah Indonesia. Selain itu, tingkat pengangguran juga mencapai titik terendah sejak tahun 2012 yaitu sebesar 5,3%, dan adanya perbaikan Koefisien Gini Indonesia.

Menkeu berpendapat bahwa tantangan yang akan dihadapi HIPMI JAYA bukanlah mengenai pasar, karena pasar di daerah sekitar DKI Jakarta sangat luar biasa. Terutama dengan berlakunya era digital, dimana pengusaha dalam berbagai level besaran bisnis seharusnya bisa memasuki pasar dengan lebih efisien dan murah. Menkeu berharap agar HIPMI dapat melihat melalui perspektif yang lain, melihat Indonesia sebagai suatu kesatuan dan siap untuk berkolaborasi antar daerah.

“Indikator sukses Indonesia adalah pada seberapa optimis pengusaha-pengusaha muda. Pemerintah mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, tapi at the end, sama seperti kita membuat lapangan sepak bola yang bagus seperti di GBK, tapi menang atau tidaknya tergantung kesebelasannya. Anda lah para pemain di lapangannya,” tutup Menkeu.