Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia menyebabkan mayoritas negara anggota Asian Productivity Organization (APO) atau Organisasi Produktivitas Asia mengalami situasi sulit.
Untuk mengatasi hal ini, APO memiliki program dalam membantu dunia usaha dan sektor kritis lainnya, agar mampu bertahan dan keluar dari kesulitan akibat pandemi.
Direktur Bina Peningkatan Produktivitas Ditjen Binalatvoktas yang juga Acting Director APO for Indonesia Ghazmahadi mengatakan Indonesia telah ikut memanfaatkan program APO dalam membantu pemulihan UMKM dan sektor kritis lainnya di Indonesia.
“Penanggulangan pandemi ini juga didukung APO dalam penguatan kemampuan digital National Productivity Organization (NPOs). Kemampuan digital ini untuk mendukung program berbasis digital (virtual) dalam rangka peningkatan produktivitas di seluruh negara APO,” kata Ghazmahadi dilansir dari laman Kementerian Ketenagakerjaan.
Ghazmahadi menjelasakan APO akan tetap melakukan monitoring dan pendampingan dalam pelaksanaan program ini. Adapun program ini akan di perpanjang yakni dari semula sampai 1 Desember 2021, kini menjadi 1 Juli 2022. Hal itu seusai adanya persetujuan dari semua negara anggota APO.
Selain itu, pada sesi pertemuan pimpinan tertinggi dari 20 negara anggota APO ke-63, disepakati komitmen untuk pelaksanaan Green Productivity 2.0 di seluruh negara anggota APO.
Green Productivity 2.0 merupakan update dan rebrand konsep green productivity. Program penerapan green productivity yang akan diimplementasikan di seluruh negara anggota APO ini merupakan pendanaan pemerintah Jepang melalui Special Cash Grant. Program ini merupakan dukungan APO terhadap kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan yang semakin meningkat.
Menurutnya, kesepakatan pelaksanaan Green Productivity 2.0 tersebut dicapai setelah anggota APO menyampaikan proposal dalam teleconference GBM APO yang dipimpin Sekjen APO, AKP Mochtan (Indonesia) dan pimpinan sidang APO, Zakia Sultana (Secretary Ministry of Industries Vietnam).
GMB diikuti perwakilan APO dari 20 negara secara virtual. Ke-20 negara yang mengikuti zoom GBM selama empat jam tersebut, yakni Indonesia, Filipina, Vietnam, Sri Lanka, Singapura, Thailand, Kamboja, Mongolia, Bangladesh, Jepang, Turki, Malaysia, Fiji, India, RRT, Nepal, Republik Korea, Pakistan, Laos, dan Iran.