Ilustrasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). (Foto : Pexels/Daria Sannikova)
Ilustrasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). (Foto : Pexels/Daria Sannikova)

Jakarta, MNEWS.co.id – Rasio kredit bermasalah segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perbankan terus melandai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juni 2019 posisi NPL UMKM berada di level 3,71%. Rasio tersebut turun dari periode setahun sebelumnya 4,41% atau susut 70 basis poin (bps).

NPL yang menyusut tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan kredit yang membaik. Sampai Juni 2019 kredit UMKM masih tumbuh 11,56% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.019,77 triliun. Beberapa bank pemain kredit UMKM pun mengamini NPL segmen ini terus melandai. Paling mencolok yakni PT Bank Mandiri Tbk yang mengungkap per Agustus 2019 NPL UMKM sudah menyusut ke level 2% dibandingkan periode Agustus 2018 yang menyentuh 3,3%.

Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri menjelaskan, perbaikan NPL tersebut sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang terus ditingkatkan perseroan. Walau demikian, hal tersebut tidak melambat laju ekspansi Bank Mandiri di segmen UMKM.

Terbukti, hingga Agustus 2019 lalu, baki debet kredit segmen UMKM Bank Mandiri sudah mencapai Rp 87,1 triliun kepada 904.907 debitur. Realisasi tersebut tumbuh sebesar 12,2% secara yoy. “Kualitas kredit segmen UMKM Bank Mandiri semakin membaik. Secara bankwide, realisasi penyaluran tersebut setara dengan 12,2% dari total kredit perseroan pada periode yang sama,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Hal yang sama juga dikatakan oleh General ManagerBisnis Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bambang Setyatmojo, mengakui bahwa NPL kredit UMKM sudah melandai. Menurut catatannya, hingga Agustus 2019 BNI berhasil menjaga kualitas kredit UMKM di angka 2,3%. Walau tak merinci, pihaknya mengatakan posisi tersebut sudah lebih baik dibanding periode yang sama di 2018 dan lebih rendah dari rata-rata industri.

Di samping itu, segmen UMKM BNI juga masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan yaitu tumbuh 21% secara yoy per Agustus 2019. Ke depan, pihaknya akan menjaga laju pertumbuhan tersebut. Salah satu caranya, dengan fokus ekspansi melalui supply chain financing debitur mitra korporasi, pemanfaatan program pemerintah serta pengembangan teknologi digital melalui kerjasama strategis.

Sebagai tambahan informasi saja, per Juni 2019 OJK mencatat mayoritas kredit UMKM masuk ke sektor perdagangan, dengan realisasi mencapai Rp 522 triliun atau tumbuh 8,62%. Sektor perdagangan sendiri memiliki NPL sebesar 3,79% turun dari Juni 2018 yang mencapai 4,02%. Meski begitu, sektor UMKM dengan NPL tertinggi dipegang oleh sektor konstruksi dengan rasio NPL sebesar 7,5%. Menurun dari tahun sebelumnya 9,5%.