Ilustrasi Pekerja. (Foto: Pasardana.id)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah terus menggenjot stimulus kesehatan dan ekonomi yang diharapkan mampu berdampak positif terhadap pembukaan lapangan kerja dalam negeri. Dengan demikian, stimulus menjadi strategi pemerintah guna mengurangi pengangguran di Tanah Air.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengaku meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan dampak luar biasa bagi keberlangsungan sektor dunia usaha. Tak pelak banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sehingga jumlah pengangguran dan kemiskinan kian bertambah secara signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Angka penambahan tersebut membuat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang.

Selanjutnya jumlah penduduk miskin yang pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019. Jumlah itu setara 9,78 persen dari total penduduk, dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret tahun sebelumnya.

“Oleh karena itu maka pemerintah melakukan respons tiga hal sekaligus. Pertama kesehatan ditangani, kedua perlindungan sosial, dan ketiga stimulus ekonomi yang berfokus pada sektor UMKM dan informal,” ujar Yustinus dilansir dari Okezone.

Sementara itu dalam menjaga daya beli masyarakat agar tidak turun terlalu dalam, pemerintah memberikan beragam bantuan sosial (bansos). Hingga saat ini sejumlah bansos yang disalurkan sudah menjangkau 40 persen total penduduk dengan alokasi Rp230 triliun di 2020.

“Untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga ada dukungannya. Ini related dengan survei Kompas pagi hari ini yang dirilis. Kuncinya, ada di kelas menengah atas,” tambahnya.

Ketika ekonomi dan Pembatasan Sosial Berskala Besar mulai dilonggarkan, maka aktivitas akan bergeliat kembali. Dengan itu diharapkan dapat menciptakan dampak positif bagi upaya penciptaan lapangan kerja baru.

Pemerintah pun optimistis dengan semakin percaya dirinya kelompok menengah atas untuk meningkatkan konsumsi dan sektor pariwisata mulai menggeliat, maka perekonomian domestik berangsur-angsur akan tumbuh. Dengan begitu, aktivitas ekonomi nasional tidak lagi mengandalkan stimulus dari pemerintah.