
Bandung, MNEWS.co.id – Para pelaku industri kreatif kuliner Bandung yang tergabung dalam Komunitas Kuliner Bandung, tengah menginisiasi pendirian wadah usaha bersama badan hukum koperasi. Tujuannya adalah untuk mempermudah pembiayaan usaha para anggota.
Hal itu disebutkan oleh Meizan, pemilik brand Keukeun, House The House dan Rotor bersama dengan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden RI, Putri Tanjung saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner Bandung, di Orbital Dagu, Bandung, Jumat, (11/6/21).
Meizan menjelaskan pembentukan koperasi, ibarat gayung bersambut saat pihaknya mendapat kepercayaan untuk mengelola Teras Cihampelas yang kini vakum terdampak pandemi. “Ada sekitar 162 kios di sana namun tidak berjalan. Ini langkah konkret kami untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro yang ada di Teras Cihampelas,” katanya.
Sementara itu, Arifin Windarman selaku pemilik brand Parti Gastronomi, Cupola.id, dan 347 menyebut wadah koperasi sangat penting bagi pengembangan usaha kuliner di Bandung. “Kita membangun Laboratorium Kuliner semacam satu kolektif kuliner. Namun output-nya bukan produk kuliner melainkan berupa riset dan literasi dalam bentuk buku dan film,” ujar Arifin.
Hal yang sama juga diungkapkan Reza pemilik Soto Sedari yang tergabung dalam Bandung Food Truck Community berharap kondisi dapat kembali normal seperti 3-4 tahun lalu. “Berharap kembali banyak event di Bandung, yang terintegrasi dengan usaha Food Truck. Saat ini kami masih vakum,” ungkapnya.
Menkop UKM, Teten Masduki menekankan pentingnya bisnis masuk ke dalam skala ekonomi agar lebih memiliki daya saing. Maka dari itu, Ia menyarankan agar industri kreatif Bandung melakukan konsolidasi dalam satu payung brand bersama.
Teten mencontohkan Dapur Bersama (Rumah Produksi Bersama) di Payakumbuh, Sumatera Barat, memproduksi rendang yang menjadi makanan khas di daerah tersebut. “Bila seperti itu, otomatis konsolidasi usaha dan brand akan tercipta. Dan merger usaha akan menghasilkan kekuatan besar dalam bisnis modern seperti saat ini,” kata Teten.
Pada kesempatan yang sama, Putri Tanjung menyebutkan seorang creative entrepreneur harus bisa melihat masalah atau kendala menjadi sebuah peluang usaha. Menurutnya, kolaborasi menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis di era digitalisasi.
Ia menambahkan sebagai seorang founder juga harus mampu terbuka akan perubahan zaman. “Kita harus siap dengan lanskap usaha yang baru dan ekosistem bisnis yang terus berkembang agar sustainable,” pungkasnya.