Kemenparekraf adakan diskusi Jurnalisme Pariwisata bersama para jurnalis di Hotel Millenium. (Foto: Dok. Kemenparekraf)

Jakarta, MNEWS.co.id – Ruang gerak masyarakat yang terbatas akibat pandemi Covid -19 memberikan tantangan besar bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memberikan pelayanan dan penyampaian informasi kepada publik.

Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian pola ataupun medium komunikasi agar informasi dan layanan publik tetap berjalan dengan baik.

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu mengatakan, pihaknya selalu berupaya memberikan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Termasuk dalam situasi pandemi Covid -19 yang membuat pergerakan masyarakat jadi terbatas.

“Kami menyikapi kondisi ini dengan melakukan penyesuaian pola komunikasi kepada masyarakat dan media sebagai salah satu mitra penting kami dalam menyampaikan kebijakan dan program kementerian dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Agustini.

Agustini mengatakan di saat awal terjadinya krisis akibat pandemi Covid -19, pihaknya secepatnya memaksimalkan fungsi crisis center untuk memberikan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Termasuk membentuk satuan tugas (task force) sebagai jembatan komunikasi bagi media untuk mendapatkan informasi tentang program ataupun kebijakan yang dijalankan Kemenparekraf. Selain itu,juga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) dengan menghadirkan chatbot yang dapat memberikan layanan informasi dan pengaduan publik selama 24 jam dan terintegrasi dengan sistem lain yang ada di biro komunikasi.

Ia menegaskan pentingnya peran media dalam membantu menyebarluaskan informasi dan pemahaman tentang tantangan yang harus dihadapi bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Karenanya Ia membuka jalinan kerja sama dengan media untuk bersama meningkatkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kita perlu meyakinkan konsumen, gaining confidence. Mengembalikan kepercayaan pasar atau masyarakat luas, kepercayaan wisatawan, itu paling penting untuk terjadi sekarang ini,” kata Agustini.

Staf Khusus Komunikasi sekaligus Juru Bicara Kemenparekraf, Prabu Revolusi mengatakan, saat ini terdapat dua tantangan yang dihadapi media,yakni era media baru dan new normal.

Desakan teknologi digital memberikan dorongan perubahan pada konsep ruang berita yang lebih tech savvy dan inklusif. Sementara new normal akibat pandemi Covid -19 memaksa terjadinya disrupsi jurnalistik lebih cepat.

“Ruang kolaborasi yang lebih kuat inilah yang nantinya akan kita terus bangun dengan media sehingga perspektif publik terhadap policy (kebijakan) pemerintah jadi semakin terbuka,” kata Prabu.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, menyampaikan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan media, khususnya Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) sebagai salah satu unsur dalam pentahelix untuk berkolaborasi dengan pemerintah.

“Kemenparekraf sudah mengeluarkan panduan keseh atan berbasis CHSE. Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungan media selama ini dan tentunya berharap dukungan ini dapat terus berlanjut ke depan. Tentunya tanpa mengurangi peran media menjalankan fungsinya sebagai alat kontrol sosial,” kata Ni Wayan.