Pelaksanaan Indonesia Product (Inapro) Expo 2021 di Jawa Timur. (Foto: Antara)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) turut berpartisipasi dalam pelaksanaan Indonesia Product (Inapro) Expo 2021 di Jawa Timur. Pameran ini diharapkan memperkuat penetrasi industri halal dan fesyen muslim di Tanah Air sehingga turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Inapro Expo 2021 digelar secara hibrida pada 25-28 November 2021, bertujuan untuk mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) serta sebagai bagian upaya pemulihan ekonomi nasional. Dengan mengambil tema Local Product to Global Market, pameran ini menampilkan berbagai produk unggulan Indonesia, khususnya provinsi Jawa Timur.

“Diharapkan Inapro Expo 2021 yang dilaksanakan secara hibrida pada tahun ini dapat secara maksimal berkontribusi pada pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi dilansir dari siaran pers Kemendag.

Didi menjelaskan dampak krisis pandemi covid-19 yang telah memasuki tahun kedua tidak hanya dirasakan sektor kesehatan tetapi juga perekonomian secara global. Semua pihak dituntut beradaptasi melalui penerapan teknologi digital dalam kehidupan sosial, pendidikan, perekonomian, termasuk aktivitas perdagangan.

“Kemendag mengapresiasi Kadin Jawa Timur yang memfasilitasi peserta pameran sehingga dapat kembali berinteraksi dengan para pembeli dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.

Kemendag turut berpartisipasi dengan menghadirkan Paviliun Kemendag. Paviliun tersebut menampilkan produk fesyen muslim enam pelaku usaha. Pelaku usaha tersebut adalah PT Shantika Fashion Jaya, LORI Fashion, RAMLI Collection, Rasyida Alam, Eling Galeri, dan PT Cipta Amanah Niaga.

Menurut Didi, kehadiran produk fesyen muslim di Paviliun Kemendag selaras dengan upaya yang digalakkan Kemendag, yaitu peningkatan ekspor sektor fesyen muslim dan produk halal. Selain produk fesyen muslim, Paviliun juga menghadirkan stan Informasi untuk mensosialisasikan layanan konsultasi ekspor melalui Export Center Surabaya (ECS). Pada stan ini, Kemendag memfasilitasi 10 pelaku usaha.

“Harapan kami, ECS dapat dipakai untuk membina dan mencetak eksportir Indonesia yang tangguh dan inovatif sehingga dapat menembus pasar global dengan lebih lancar,” tambahnya.

 Didi berpesan agar para pelaku usaha terus memanfaatkan kanal informasi yang tersedia untuk meningkatkan akses pasar produk ke pasar global. “Selain itu, dengan memanfaatkan komitmen perdagangan internasional yang telah ada antara Indonesia dengan negara mitra dagang,” pungkas Didi.