Gathering Customer Service Center (CSC) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (20/9/18). Foto: (doc/Kemendag)
Gathering Customer Service Center (CSC) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (20/9/18). Foto: (doc/Kemendag)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) mendukung pelayanan informasi bagi pelaku usaha Indonesia. Salah satunya dengan menggelar Gathering Customer Service Center (CSC) yang berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (20/9/18).

“Melalui penyelenggaraan Gathering CSC ini, Kemendag berupaya memfasilitasi para eksportir untuk berdialog dan membangun jejaring. Gathering CSC dapat menjadi wadah bagi para eksportir dan pelaku usaha berdiskusi; bertukar saran dan masukan, serta informasi seputar kegiatan ekspor baik peluang, hambatan, dan permasalahan yang ada,” jelas Dirjen PEN Arlinda yang membuka acara tersebut.

Melalui kegiatan ini, lanjut Arlinda, diharapkan para pelaku usaha Indonesia mendapatkan manfaat dan wawasan baru dalam memasuki pasar di luar negeri, sehingga nantinya dapat meningkatkan ekspor nasional. Gathering CSC ini dihadiri oleh sekitar seratus pelaku usaha yang tergabung dalam Customer Service Center Membership dan alumni binaan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia.

CSC merupakan salah satu bentuk layanan informasi terpadu yang diberikan oleh Ditjen PEN kepada para pelaku usaha secara cepat, tepat, dan akurat, serta bebas biaya. “Layanan informasi yang diberikan secara gratis tersebut meliputi layanan pembeli, layanan inquiry, informasi ekspor, konsultasi bisnis, permanent trade display, dan layanan keanggotaan (membership) Ditjen PEN,” imbuhnya.

Di era digital seperti saat ini, penting untuk memberikan layanan bagi pelaku usaha Indonesia secara daring. CSC sendiri memiliki layanan informasi daring melalui layanan keanggotaan Ditjen PEN. “Para pelaku usaha yang terdaftar sebagai anggota akan mendapatkan prioritas dalam layanan CSC. Anggota akan mendapatkan buletin elektronik yang memuat informasi pasar dan inquiry. Selain itu, mereka juga dapat mengunduh laporan analisis dan pendekatan pasar (market brief dan market intelligence) yang disusun oleh Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri,” tegas Arlinda.

Acara ini menghadirkan narasumber yang berpengalaman yaitu Atase Perdagangan RI di Seoul, Korea Selatan periode 2014—2018, Akhsamil Khair. Dalam paparannya, Akhsamil menyampaikan bahwa produk Indonesia memiliki peluang besar di pasar Korea Selatan, antara lain tekstil dan produk tekstil, makanan olahan, perikanan, alas kaki dan furnitur. Korea Selatan termasuk dalam sepuluh besar negara mitra dagang Indonesia.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan di tahun 2017 mencapai USD 6,33 miliar atau meningkat 20,32% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada periode Januari–Juli 2018 tercatat nilai ekspor nonmigas mencapai USD 4,16 miliar atau naik sebesar 16,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, turut hadir sebagai narasumber Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Uni Emirat Arab periode 2014—2018, Gusmalinda. Dalam paparannya, Gusmalinda menyampaikan bahwa produk makanan olahan dan kopi Indonesia merupakan produk unggulan ekspor di Timur Tengah, khususnya Uni Emirat Arab. Peluang produk halal juga masih terbuka lebar dan dapat dijajaki lebih jauh oleh para pelaku usaha Indonesia.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Uni Emirat Arab di tahun 2017 mencapai USD 1,59 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 0,22% dari tahun sebelumnya. Namun pada periode Januari–Juli 2018, nilai ekspor tercatat USD 0,91 miliar atau menurun sebesar 2,79% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kedua narasumber juga menyampaikan pentingnya mengikuti pameran internasional sebagai salah satu strategi dalam mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada calon pembeli di luar negeri.

Dalam kesempatan tersebut, Arlinda tidak lupa mempromosikan Trade Expo Indonesia Tahun ke-33 yang akan diselenggarakan pada 24–28 Oktober 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Serangkaian kegiatan pendukung pada TEI ke-33 antara lain Forum Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (TTI), diskusi kawasan, business matching, konsultasi bisnis, kompetisi usaha rintisan berbasis ekspor, dan gelar wicara.

“Trade Expo Indonesia ke-33 menargetkan transaksi sebesar USD 1,5 miliar; 1.100 peserta; dan 28 ribu orang buyer dan pengunjung,” jelasnya.