Akhmad Ghofarudin Kurniawan menunjukkan platform JustApp buatannya di Surabaya. (Foto: Achmad Ali)

Surabaya, MNEWS.co.id – Warga Surabaya bernama Akhmad Ghofarudin Kurniawan menciptakan platform JustApp untuk mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai toko berbasis daring.

Aplikasi ini akan memudahkan seseorang menyelesaikan tugas hariannya membuat toko online sendiri sehingga mendorong efek positif pada pertumbuhan perusahaan.

“JustApp berkomitmen untuk menghadirkan teknologi dalam membantu peningkatan produktifitas perusahaan. Kami mencoba untuk memberi solusi dengan menghadirkan tools pembuatan aplikasi yang mudah dan cepat,” katanya dilansir dari Antara.

Kini aplikasi JustApp sudah memiliki platform sendiri. Para pelaku UMKM bisa dengan mudah memiliki aplikasi tanpa harus bergantung pada marketplace besar. 

Kurniawan mengatakan platform yang Ia ciptakan itu melewati berbagai hambatan saat membuatnya. Butuh proses cukup panjang sebelum benar-benar ditemukan cara yang dianggap tepat untuk memajukan bisnis UMKM  go digital.

Pemuda yang juga pengembang aplikasi Kampung Tangguh Semeru milik Polda Jatim itu mengatakan tertarik pada dunia IT sejak 2011. Tidak ada yang mengajarinya, dan Ia juga tidak sekolah maupun kuliah di jurusan IT.

Pada tahun 2012, Ia mempelajari membuat website dan coding, yaitu membaca kode dan algoritma komputer yang berkaitan dengan sistem operasi perangkat lunak dan perangkat keras. Selain belajar, Kurniawan bisa membuat aplikasi untuk sistem operasi OS Android dan iOS Apple. Aplikasi pertama yang dibuat adalah livescore.

Menurutnya, aplikasi tersebut memang sederhana. Fungsinya hanya untuk menampilkan skor pertandingan bola dari berbagai negara di dunia. Karena skalanya tidak terbatas negara, Iwan mengatakan bahwa saat itu yang mengunduh aplikasinya mencapai 4 jutaan.

Selanjutnya pada tahun 2014, Kurniawan membuat aplikasi toko online versi Android. Modelnya seperti marketplace yang menampung banyak pedagang kecil. Masalahnya, saat itu pengguna ponsel Android tidak banyak. Yang masih tren saat itu adalah BlackBerry yang sistem operasinya lebih rumit. Para pelaku UMKM pun masih memanfaatkan website dan media sosial walaupun tidak terlalu banyak.

Meski demikian, Kurniawan tidak ingin meninggalkan proyeknya tersebut. Ia tetap mempertahankan dan mengembangkan aplikasi itu. Sebab, dia yakin pengguna Android bakal meningkat pada tahun berikutnya.

Prediksinya ternyata tidak salah, pada tahun 2015 hingga 2016 pengguna Android meningkat secara drastis. Yang mengunduh aplikasinya mencapai puluhan ribu. Akhirnya Ia mengembangkan aplikasi tersebut dengan menambahkan fitur lain. Salah satunya, fitur kasir digital yang mempermudah para user melakukan pembukuan.

Dari situ, Kurniawan mulai mempelajari dan memahami bahwa banyak pelaku UMKM yang masih berjualan secara konvensional. Tidak sedikit yang harus gulung tikar karena tidak bisa berkembang.

Pada 2019 aplikasi toko online miliknya dikembangkan. Ada fitur permodalan yang bisa diakses para user. Sistemnya semacam koperasi syariah yang dijalankan secara digital. Namun, inovasi yang dia buat itu justru menjadi awal dari masalah.

Hal itu cukup berdampak signifikan. Aplikasi toko online miliknya yang memiliki banyak fitur pun berhenti. Penyebabnya, modal pribadi untuk pengembangan aplikasi tidak cukup gara-gara inovasinya dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab.

Kurniawan bertekad agar pelaku UMKM bisa berkembang mengikuti perubahan zaman. Lalu, dia berpikiran untuk membuat platform digital pada 2020. Namanya JustApp.

Melalui platform JustApp, para pelaku UMKM bisa mendesain aplikasinya sendiri. Menentukan fitur yang akan dibuat di dalamnya. Termasuk menentukan promo harga yang diberikan hingga potongan pajak yang disesuaikan dengan aturan pemerintah.

Platform tersebut tidak hanya digunakan untuk membuat aplikasi toko online. Para pelaku usaha jasa juga bisa menggunakannya untuk membuat aplikasi.

Kurniawan juga sudah menyiapkan berbagai macam template untuk mempermudah para user membuat aplikasi. Termasuk tutorial yang dibuat sangat sederhana dan mudah dipahami. Iwan tidak ingin mempersoalkan harganya yang sangat murah. Yang dia harapkan, para pelaku UMKM bisa berkembang dan go digital. Sebab, tantangan ke depan adalah digitalisasi di semua sektor khususnya usaha mikro.