Ilustrasi. (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Budaya cashless atau non tunai sudah makin menjadi kelaziman, bahkan di tingkat perdagangan eceran.

Bank Indonesia DKI Jakarta mencatat, jumlah pedagang di wilayah Ibu Kota yang telah menggunakan sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tumbuh 191 persen sejak 2020.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Onny Widjanarko memaparkan, hingga 31 Januari 2022 tercatat sudah ada 3,2 juta pedagang (merchant) di DKI Jakarta yang telah menggunakan QRIS.

“Kondisi ini menunjukkan pemahaman dan implementasi penggunaan QRIS sebagai pembayaran masyarakat di DKI Jakarta semakin baik,” kata Onny.

Onny menilai selama pandemi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh signifikan. Bank Indonesia DKI bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta sendiri, menyatakan terus mendorong literasi pembayaran digital dengan QRIS.

Pembayaran digital melalui QRIS tidak hanya memudahkan masyarakat melakukan pembayaran tanpa kontak, tetapi juga memudahkan pedagang karena setiap transaksi tercatat secara akurat.

Namun, perlu dicatat, jumlah pedagang yang menggunakan QRIS di wilayah DKI Jakarta baru mencapai 21 persen dari pangsa nasional.

Sementara itu, Asisten Direktur Bank Indonesia Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Ronggo Gundala menyebutkan, pertumbuhan QRIS sebagai pembayaran digital dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat.

“Terjadi perubahan perilaku bukan hanya dari sisi masyarakat sebagai konsumen, namun juga dari sisi pedagang,” kata Ronggo.

Ia menjelaskan, masyarakat yang menggunakan pembayaran digital tidak hanya berasal dari generasi milenial, tetapi juga pada usia produktif hingga usia lanjut.  Pembayaran digital melalui QRIS dinilai mudah dan nyaman digunakan, terutama saat pandemi Covid-19 sehingga tidak terjadi kontak antara pedagang dan konsumen.