Perajin Tas Anyaman di Kediri, Jawa Timur. (Foto: dok. Pemprov Jateng)

Kediri, MNEWS.co.id – Di tengah situasi sulit pada masa pandemi saat ini, program #LapakGanjar memberikan harapan baru bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Program #LapakGanjar sangat membantu dalam promosi digital sehingga memperluas cakupan pasar.

Peminat #LapakGanjar pun tak hanya terbatas di wilayah Jawa Tengah. Riatul Laili, misalnya, perajin tas anyaman plastik itu berasal dari Dusun Ngandong, Desa Nanggungan, Kayen Kidul, Kediri, Jawa Timur.

Seperti halnya bisnis lain yang terpuruk di tengah pandemi covid-19, pesanan tas anyaman plastik yang diproduksi Riatul Laili juga merosot hingga 50 persen. Kondisi tersebut tak membuatnya gulung tikar karena Riatul gesit berinisiatif mengikuti #LapakGanjar.

Melalui akun Instagram @ria.nanggungan2233, Ia memamerkan foto tas anyaman plastik model de coupage dan menautkannya ke akun @ganjar_pranowo. Foto produk tas anyaman tersebut direpost oleh Ganjar pada edisi #LapakGanjar17.

“Kami berusaha untuk maju dan ingin besar. Lalu kami ikut #LapakGanjar. Setelah itu banyak muncul DM (direct message atau pesan langsung) di Instagram. Kami dibuat kewalahan memenuhi kebutuhan luar kota,” kata Riatul dikutip dari Liputan 6.

Sebelum berjualan di #LapakGanjar, peminat tas anyaman miliknya terbatas hanya di sekitar Kediri. Kini, pesanan mulai muncul dari Sulawesi, Bali, bahkan Vietnam.

Ia bersyukur akan berkah tersebut. Namun karena keterbatasan tenaga kerja, lini produksi yang hanya diperkuat 10 orang ini hanya mampu menghasilkan 50 tas anyaman per hari. Akibatnya, Ia tak mampu melayani pengiriman ke luar kota dalam jumlah besar.

“Antusiasme begitu besar dari luar kota, dari luar negeri dan luar pulau pun ada. Kami tak dapat memenuhi pemasaran. Di luar pulau masih sedikit mencapai target ke luar pulau. Tapi kami sudah sempat mengirim ke Sulawesi 300 pack, ke Bali 200 pack, dan Vietnam 50 biji,” katanya.

Awal mula Riatul merintis usaha tas anyaman setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Desa Nanggungan. Berbekal keterampilan tersebut Riatul mengajari dan merekrut tetangganya untuk membantu proses produksi.

“Kami ingin memberdayakan ibu-ibu di sini. Bisa menghasilkan, meskipun sedikit bisa untuk jajan. Kami juga ingin membantu keuangan keluarga. Namun karena pandemi, kami terhalang pemesanan turun drastis di bawah 50 persen,” ucap Riatul.

Riatul menyediakan beberapa jenis produk, mulai dari anyaman jenis deco hingga suvenir hajatan tas dari anyaman daun jali. Harganya relatif terjangkau mulai dari Rp6 ribu hingga Rp60 ribu. 

Setelah mengikuti #LapakGanjar, Riatul mengajak para perajin di Jawa Timur mengikuti langkahnya untuk tak berpatah arang menghadapi dampak pandemi. “Kita harus kreatif memanfaatkan media sosial. Kita harus aktif di Instagram atau Facebook untuk menawarkan dagangan kita,” pungkasnya.