Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Rumah Produksi Ayam Kampung Olahan di Bogor. (Foto: Tira Santira)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki ingin peternak unggas khususnya ayam yang sebagian besar adalah pelaku usaha mikro keci dan menengah (UMKM) untuk berkoperasi. Langkah ini dinilai sangat penting agar peternak bisa mencapai skala bisnis, lebih efisien dalam proses produksinya.

“Peternak ayam yang umumnya UMKM merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berkomitmen melindungi dan membantu mereka untuk bisa tumbuh melalui koperasi, karena saat ini peternak perorangan atau skala kecil akan susah bersaing di pasar,” ujar Teten.

Teten juga memberikan apresiasi pada PT SUI sebagai industri peternakan ayam lokal dan kampung. Salah satunya yaitu mau mengembangkan UMKM rumah produksi ayam kampung olahan, serta merangkul UMKM lain dalam pemasarannya sebagai reseller. Yaitu dengan memanfaatkan aplikasi sebagai strategi dalam pemasarannya.Menurutnya, langkah tersebut dapat memberikan peluang usaha pada masyarakat untuk menjadi pelaku UMKM.

“Saya sudah mencicipi olahan ayam kampungnya, rasanya enak banget. Apalagi olahan ayamnya banyak aneka bumbu rempah – rempah dan ini juga peluang baru bagi UMKM untuk bisa memasarkan hasil rempah-rempahnya,” ungkapnya.

Langkah yang dilakukan PT SUI yang menggandeng UMKM ini sudah benar, karena peternakan ayam dan makanan olahan ayam merupakan domainnya UMKM, terlebih yang dikembangkan adalah ayam kampung.

Teten melihat, potensi pasar bagi UMKM peternak ayam kampung, masih sangat besar. Sebagai sumber protein hewani, konsumsi perkapita ayam di Indonesia tercatat 12 -13 kilogram perkapita pertahun. Angka tersebut masih lebih rendah jika dibanding dengan Malaysia yang mencapai 38-40 kilogram perkapita per tahun.

Sementara itu, Ketua Umum Koperasi Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko mengatakan, selama ini peternak unggas yang mandiri merupakan 90 persen dari pelaku usaha perunggasan di Indonesia sulit menghadapi persaingan dengan kompetitor peternakan.

“Maka membentuk koperasi mulai dari primer, sekunder dan induk saat ini sudah keharusan jika peternak mandiri maju menjalankan usahanya. Kami berharap koperasi ini bisa jadi alternatif bagi induatri perunggasan di tanah air,” katanya.

Ia menambahkan, nantinya koperasi-koperasi tersebut akan memiliki usaha mulai dari pengadaan pengadaan bahan baku pakan, pabrik pakan, perbibitan serta pemasaran produk hilir. Untuk saat ini sudah ada sembilan koperasi perunggasan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. “

Singgih berharap kedepannya pemerintah dapat memberikan dukungan khususnya untuk menyempurnakan kelembagaan, pelatihan serta akses permodalan.