Ilustrasi. (Foto: Pexels)
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Rizal Ramli selaku pengamat ekonomi memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 hanya mencapai 4,5 persen dan menjadi lebih rendah dari yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebesar 5,2 persen. 

Ramli mengatakan bahwa jika pemerintah masih menggunakan cara yang sama dalam memecahkan masalah, maka jangan berharap pemerintah akan bisa menangani krisis ekonomi yang ada. “Kami ingin mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan nyungsep, paling hanya 4,5 persen. Karena sampai sekarang pun baru 5,05 persen,” ujar Rizal Ramli pada Senin (12/9/2019).

Dirinya mengkritik mengenai kebijakan ekonomi yang telah diambil oleh pemerintah saat ini yang tidak mendukung pertumbuhan, yaitu seperti tax amnesty kedua yang dapat menguntungkan untuk sebagian orang serta langkah penghematan yang nantinya dapat membuat rakyat kecil sengsara.

Ramli juga menambahkan bahwa seharusnya pemerintah tidak mempertahankan cara lama dan malah mengganti target ekonomi yang telah ada, tetapi pemerintah seharusnya juga bisa mengubah cara mengatasi krisis. Selain itu seharusnya saat ekonomi mengalami perlambatan maka dapat dilakukan stimulus agar dapat meningkatkan ekonomi baru kemudian mengejar pajak. 

Salah satu sektor ekonomi makro yang terus menerus mengalami penurunan, seperti current account defisit (CAD) merosot ke USD 8 miliar. Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah supaya jangan sampai kondisi ini membuat Indonesia harus mengalami krisis seperti tahun 1997 dan 1998.

“Indikator makro menunjukkan makin merosot. Grafik CAD makin merosot sampai terakhir USD 8 miliar. PDB juga meningkat lumayan besar dan ini membahayakan. Dulu juga terjadi 1998 kayak gini. Cuman seperti biasa pejabat kita kepedean sibuk bantag-bantah,” tegasnya.

Selain itu Ramli juga belum melihat mengenai rencana serta aksi agar Indonesia dapat memanfaatkan perang dagang yang telah terjadi antara Amerika Serikat dan China yang seharusnya sudah dimiliki Indonesia untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 

Trade crisis ini sudah diramalkan satu setengah tahun lalu, pemerintah Indonesia tidak punya plan, tidak ada action dan timeframe bagaimana kita menarik manfaatnya”, tegas Ramli.

Ramli juga menambahkan bahwa ke depannya pemerintah seharusnya memperbaiki seluruh komponen ekonomi makro supaya pertumbuhan meningkat semakin besar, dan juga meminta agar pemerintah tidak menjadikan ekonomi sebagai proyek.