Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster. (Foto: Dok Pemprov Bali)

Denpasar, MNEWS.co.id – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mendorong seluruh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di daerah ini untuk menggunakan platform digital dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19.
 
Menurutnya, di masa pandemi ini, berbagai IKM di Bali banyak yang mengalami penurunan pendapatan maupun produksi, baik dari industri fesyen maupun perhiasan, juga termasuk karya seni murni seperti para pelukis Bali yang tidak bisa mengikuti pameran.


“Saya dengan Kepala Disperidag Provinsi Bali sudah melakukan diskusi bagaimana cara kita untuk membuat suatu karya, seperti mendorong para IKM agar bisa tampil dalam dunia digital ini, misalnya saja membuat pameran lukisan digital karena para pelukis sudah tidak bisa untuk pameran saat pandemi,” katanya.
 
Oleh karena itu, hal tersebut sedang dibahas, dan secepatnya diharapkan bisa direalisasikan, sehingga bisa mengakomodasi para IKM untuk memamerkan produknya dalam dunia digital. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu yang harus dijaga para IKM dalam promosi di dunia digital adalah kualitas produk.
 
Putri menjelaskan ketika konsumen membeli produk yang dilihat fotonya bagus di ranah online, namun saat produknya datang ternyata kualitasnya tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan foto yang dipajang akan mengecewakan konsumen.
 
Karena itu, menjaga kepercayaan masyarakat sangat penting saat bergerak dalam promosi digital. Ia berharap para IKM Bali tetap mempertahankan kualitasnya, sehingga semakin banyak customer yang percaya dengan produk tersebut. Dengan demikian, IKM akan semakin berkembang maju.
 
Sebelumnya, acara webinar dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Wury Mar’uf Amin sekaligus menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme para peserta yang berasal dari Dekranasda berbagai daerah, anggota Ikatan Kerajinan Masyarakat binaan Dekranasda serta para peserta lainnya yang telah mengikuti webinar ini.
 
Wury Mar’uf Amin menyampaikan bahwa kerajinan sebagai subbagian ekonomi kreatif yang berperan meningkatkan daya saing Indonesia, seperti batik, tenun, kayu, dan lainnya. Potensi kerajinan ini tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia, dengan kualitasnya tidak diragukan lagi dan acapkali bisa bersaing dengan dunia internasional.
 
Namun, katanya pula, adanya covid-19 ini tentu berdampak luas pada semua sektor termasuk industri kecil menengah (IKM). Dari Dinas Perindustrian semua provinsi di Indonesia, terdapat satu juta lebih IKM dengan 34,2 juta tenaga kerja yang terdampak akibat pandemi ini. Dilihat dari estimasi kerugian sekitar Rp18,29 triliun. Dari IKM yang ada, sekitar 15,93 persen kerajinan dan 54,14 persen pangan. Sedangkan estimasi kerugian untuk kerajinan sekitar Rp700 miliar.
 
Dampak Covid-19 telah mengakibatkan omzet penjualan menurun, penurunan daya beli masyarakat, kesulitan bahan baku, proses produksi menurun sekitar 50 persen, termasuk juga giliran waktu kerja dan kesulitan membayar kredit usaha.