Bupati Banyuwangi saat membuka kegiatan aneka sajian kuliner Timur Tengah dengan tema 'Arabian Street Food' (Arasfo) di sepanjang Jalan Bangka, Banyuwangi, Kamis (31/10/19). (Foto: Republika)
Bupati Banyuwangi saat membuka kegiatan aneka sajian kuliner Timur Tengah dengan tema 'Arabian Street Food' (Arasfo) di sepanjang Jalan Bangka, Banyuwangi, Kamis (31/10/19). (Foto: Republika)

Banyuwangi, MNEWS.co.id – Bupati Banyuwangi membuka kegiatan aneka sajian kuliner Timur Tengah dengan tema ‘Arabian Street Food’ (Arasfo) yang berlokasi di sepanjang Jalan Bangka, Kelurahan Lateng, Banyuwangi. Kegiatan ini dibuka setiap Kamis sore mulai pukul 16.00 hingga 21.00.

Hadirnya Arasfo tersebut melengkapi pasar wisata yang mempunyai segmentasi khusus yang kini dikembangkan di beberapa titik di Banyuwangi. “Ini menjadi alternatif wisata kuliner baru di Banyuwangi. Kita bisa menikmati aneka ragam makanan khas Timur Tengah tanpa perlu bingung-bingung lagi,” kata Abdullah Azwar Ana, Bupati Banyuwangi pada Kamis (31/10/19).

Salah satunya adalah Pasar Wit-Witan di Alasmalang, Singojuruh yang menyajikan makanan khas Banyuwangi dan aneka pasar jajanan yang tersebar di berbagai desa. “Ke depan perlu dikembangkan beragam pasar kuliner khusus lainnya, seperti sentra sea food dan lain sebagainya,” tambah Anas.

Makanan yang dihadirkan dalam Arabian Street Food tidak kurang dari 126 menu yang terbagi dalam 29 lapak. Mulai dari makanan berat seperti nasi kebuli, mandhi, briyani, nasi rempah, nasi kichery, sate, kaldu, gulai hingga kambing guling. Selain itu juga ada aneka kudapan macam roti maryam, kebab, sambosa, basjia, shawarma, fatira, foul dan tamis.

Minuman yang dihadirkan mulai dari kopi Arab, naknak, pokak, kopi Turki, dan aneka ragam teh, dan bercampur dengan sajian khas lainnya semacam madu, gandum dan kurma. “Semua yang berjualan merupakan warga lokal Kampung Arab Banyuwangi. Ini untuk meningkatkan ekonomi warga,” ujar As’ad Muhammad Nagib, salah satu perwakilan pihak acara Arasfo.

Nagib menjelaskan, jika para penjual yang ada terbagi dalam dua kategori. Ada yang merupakan penjual profesional yang buka tiap hari. Selain itu juga terdiri dari para warga yang memang memiliki kemampuan menyajikan kuliner Timur Tengah, akan tetapi tidak membuka warung khusus.

“Perbandingannya, 40 persen yang punya warung khusus dan buka tiap hari. Sedangkan yang insedental dan hanya menerima pesenan sekitar 60 persen,” katanya.

Salah satu contoh penjual yang memiliki warung permanen adalah Dapoer Umma yang beralamat di Jalan Batur, 39 ini, menyajikan aneka makanan Arab setiap hari. Ada juga Sejiwa Arabic Culiner di Jalan Bangka, 27. 

Hamidah selaku owner dari Yamani, mengaku senang dengan adanya Arabian Street Food ini. Ia yang berasal dari Hadramaut ini, merasa bisnis yang digelutinya semakin ramai. “Selama ini hanya menerima pesanan saja. Tak punya warung khusus. Semoga dengan ini (Arasfo) pelanggan saya semakin bertambah,” harapnya.

Kegiatan Arasfo sendiri tidak hanya menyajikan wisata kuliner, tetapi juga menampilkan beragam sisi tradisi Timur Tengah yaitu ada musik, tarian, henna, lulur, celak dan dupa aroma terapi.