Suasana IFBC 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/11/18). Foto: (doc/MNEWS)
Suasana IFBC 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/11/18). Foto: (doc/MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Waralaba sudah terbukti efektif merangsang kewirausahaan di Indonesia. Namun demikian, masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi, salah satunya bagaimana cara memperluas lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, Andrew Nugroho. Menurutnya, kesempatan bisnis makin terbuka lebar berkat waralaba.

“Business opportunity makin meluas, awareness masyarakat soal waralaba makin baik. Tantangannya adalah menjadikan pelaku usaha punya daya saing secara global. Di pameran Info Franchise & Business Concept (IFBC) 2018 ini, sudah banyak usaha waralaba yang terlibat, tidak hanya di bidang kuliner atau minimarket, tetapi juga tempat-tempat kursus, salon, bengkel, dan sebagainya. Ada 120 stand mewakili 140-an waralaba dari dalam dan luar negeri. Ada perwakilan waralaba dari Jepang, Korea, Malaysia, dan masih banyak lagi,” pungkas Andrew dalam acara pembukaan IFBC Expo 2018 bertajuk “Waralaba Membangun Bangsa”, di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/11/18).

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, Andrew Nugroho dalam acara pembukaan IFBC Expo 2018
bertajuk “Waralaba Membangun Bangsa”, di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/11/18).
Foto: (doc/MNEWS)

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti, mengatakan bahwa waralaba merupakan cara yang paling mudah untuk memulai usaha. Pertumbuhan waralaba di beberana negara terus berkembang. Menurut data, sebanyak 19 juta pelaku usaha waralaba menyumbangkan produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,7% di setiap negara. Total nilai produksi barang dan jasa mencapai nilai sekitar USD 17,2 juta.

“Kementerian perdagangan mendorong pertumbuhan merek waralaba dalam negeri yang terstandardisasi dan berdaya saing tinggi. Ada program pendampingan waralaba. Kemendag juga melakukan fasilitasi kepada pelaku waralaba dengan mengikutkan pada pameran dalam negeri maupun luar negeri. Dengan bisnis waralaba ini, wirausaha-wirausaha baru bisa menduplikasi sistem yang ada, dan menjadi entrepreneur yang handal di kemudian hari. Semoga pameran ini bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung juga peluang usaha,” ujar Tjahya.

Di pameran IFBC 2018, peluang usaha yang ditawarkan para pelaku waralaba pun cukup bervariasi, mulai dari Rp 7 juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung skema bisnis yang diinginkan. Pengunjung juga bisa memperoleh berbagai informasi seputar pelatihan kewirausahaan dan business clinic dengan para ahlinya.

Acara pembukaan pameran yang diawali dengan tari Nandak Ganjen khas Betawi ini diramaikan oleh sejumlah waralaba yang sudah tidak asing namanya, seperti Kapal Api, Alfamart, Ninja Xpress, Babarafi, serta sejumlah waralaba internasional. Nantinya, tidak hanya pameran bisnis waralaba, ada juga workshop wirausaha bersama para pelaku bisnis waralaba yang telah berpengalaman malang-melintang di dunia franchise.

Selain itu, ada pula talkshow bisnis pendidikan inspiratif dan seminar terbuka. Di IFBC 2018 ini juga ada acara peluncuran buku “Bunga Rampai Franchise Indonesia” karya Anang Sukandar, Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia.