Jakarta, MNews.co.id – Tanggal 1 Oktober diresmikan oleh International Coffee Organization (ICO) sebagai International Coffee Day berdasarkan sidang ICO pada Maret 2014. Negara-negara yang tergabung dalam ICO sepakat mengatur perayaan pertama Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2015 untuk membuat satu hari perayaan bagi pencinta kopi seluruh dunia.
ICO merupakan organisasi antarpemerintah untuk kopi yang menyatukan ekspor dan impor dalam menghadapi tantangan perkopian dunia melalui kerja sama internasional. Kini, ada 77 negara dan 24 asosiasi kopi tergabung dalam ICO. Mereka mewakili 98 persen produksi kopi dunia dan 83 persen konsumsi dunia.
Untuk perayaannya pada tahun ini, International Coffee Organization (ICO) pun telah menetapkan tema khusus untuk perayaan momentum Hari Kopi Internasional, yakni, ‘Perempuan dalam Kopi’. Tema ini pun menjadi perbincangan dari sejumlah pengelola kopi di dunia. Tak terkecuali, Indonesia sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar dunia yang juga turut merayakan perayaan Hari Kopi Internasional.
Menurut Isra Amin, pengelola Kopi Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, tema tersebut sangat urgen dan menarik untuk diangkat. Apalagi, menyiratkan pesan keseteraan gender dalam dunia kopi.
Isra menyebutkan, perempuan tentu juga memainkan peran penting dalam dunia kopi, sebagaimana lelaki. Utamanya, dalam hal meracik dan menyuguhkan kopi. “Tema ini sangat tepat untuk membangun kembali mindset kesetaraan tersebut,” katanya.
Sejak dulu, lanjutnya, perempuan selalu dibiasakan untuk meracik kopi. Hal itu dibuktikan dengan dipercayakannya perempuan untuk menjadi penyuguh kopi setiap kali ada tamu berkunjung ke rumah mereka. “Kondisi itu menjadi bukti real bahwa perempuan juga lihai dan berpengalaman dalam hal meracik kopi,” jelas Isra.
Momentum Hari Kopi Internasional diharapkan dapat membantu mempromosikan serta memajukan potensi-potensi kopi Indonesia agar daya saing dan ekspor kopi Indonesia bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan petani kopi.
Isra berharap, Hari Kopi Internasional nantinya tak hanya berlalu sebagai momentum seremonial dan simbolis belaka. “Semoga visi yang ingin dicapai dalam momentum itu bisa diwujudkan,” ujarnya.