"from my eyes", pameran tunggal Azhar Horo. Foto: Dok.Galnas

Jakarta, MNEWS.co.id – Berhasil selamat dari tragedi gempa bumi 12 tahun lalu, menjadi pengalaman paling tak terlupakan di pikiran Azhar Horo. Menerobos keluar dari puing-puing bangunan, dengan pandangan buram, tak serta merta membuatnya muram. Siapa sangka, pengalaman fatal tersebut yang nyaris merenggut nyawanya di Yogyakarta tahun 2006 silam, menjadi pengantar transformasi karya visual seorang Azhar Horo.

Dilahirkan di Boyolali, 42 tahun lalu, Azhar Horo seorang pelukis yang pernah dinobatkan dengan berbagai penghargaan tersebut, menganggap bahwa melukis bukan sekadar mengguratkan warna di atas kanvas. Lebih dari itu, melukis baginya adalah pergulatan pemikiran demi pemikiran yang telah melalui proses penelaahan sedemikian rupa.

Intuisi Azhar dalam peristiwa gempa melahirkan inspirasi. Situasi ketika dirinya terjebak di bawah kayu melintang yang nyaris roboh menimpanya, melihat beberapa lukisannya rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi, debu-debu yang beterbangan, puing-puing bangunan yang menghimpitnya, akhirnya menjadi gagasan terbesar dalam karya selanjutnya yang bisa kita nikmati di pameran ‘from my eyes’.

“Situasi ini saya pelajari, saya pilah dan renungkan kembali. Saya hanya mengulang peristiwa ini lewat ingatan dari kejadian yang saya alami. Melalui kejadian itu, inspirasi saya muncul untuk membuat lukisan yang mampu kembali mengingatkan bahwa robohnya rumah dengan tembok yang hancur dan debu beterbangan menjadi gaya lukisan yang saya hadirkan diatas kanvas,” ujar Azhar Horo. Matanya terlihat menerawang, mencoba mengingat-ingat kembali peristiwa tersebut.

The Cloud karya Azhar Horo, 120 x 120 cm, accrylic on canvas, 2018. Foto: Dok. Galnas.

Momentum mara yang fenomenal di benaknya tersebut kemudian Ia tuangkan di atas kanvas, menjadi objek visual yang diejawantahkan dalam bentuk pixel-pixel. Harmonisasi karyanya terlihat dari upaya Azhar Horo menuangkan pengalaman yang tergambar jelas di kepalanya, menjadi pixel yang seolah hendak menjadi tabir antara kenyataan dengan rekaan.

“Kekuatan pixel untuk menutupi identitas seseorang dalam foto media masa itu menjadi inpirasi saya mengolah kembali visual dalam lukisan saya sehingga dapat menjadikan tertata sesuai bentuk-bentuk yang saya inginkan,” ujarnya.

Pameran Tunggal Azhar Horo “from my eyes” akan dihelat di Gedung B Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, mulai 4 Juli hingga 22 Juli 2018. Sajian visual artistik ini akan menggugah hati siapa saja yang tergelitik untuk menyaksikan momen demi momen yang membuat Azhar Horo meresik.

“Saatnya jarak dan jeda itu dibuat biar mata bisa menangkap bayangan piksel tersebut, bayangan dari cahaya tersebut matapun berkata: ya, aku hanya ingin melihat bayangannya saja, itu sudah cukup bagiku.”

–Azhar Horo–