Ilustrasi

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia sepanjang tahun 2017.

Henri Kasyfi Soemartono, Sekretaris Jenderal APJII mengungkap bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan penetrasi internet sebesar 54,68 persen. Dari total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa, sebanyak 143,26 juta orang diperkirakan telah menggunakan internet.

Pengguna internet di tahun 2017 naik 10 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2016). Angka penetrasi ini terbilang naik tipis dibanding tahun sebelumnya di mana peningkatan penetrasi tercatat sebesar 132,7 juta jiwa.

Pengguna internet terbesar masih didominasi penduduk di Pulau Jawa sekitar 57,70 persen. Diikuti oleh Sumatera yang mengalami adopsi internet sebesar 47,29 persen. Wilayah yang paling sedikit mengalami penetrasi internet berada di Maluku-Papua sebanyak 41,98 persen.

APJII juga memberlakukan kategori usia dan wilayah untuk memetakan tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia dalam survei tersebut. 

Berdasarkan kategori usia, pengguna internet ternyata didominasi oleh usia 13-18 tahun. Tingkat penetrasinya mencapai 75,50 persen. “Anak muda penetrasi penggunaannya (pada internet) tinggi,” ucap Henri. 


Untuk kategori wilayah kabupaten/kota, APJII membedakan antara daerah Urban, Rural-Urban dan Rural untuk mengetahui faktor penghambat penggunaan internet di Indonesia. 

Dalam survei APJII, kategori wilayah Urban adalah daerah administratif dengan mayoritas Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor nonpertanian. 

Sedangkan Rural-Urban adalah daerah administratif dengan komposisi sumber GDP seimbang antara sektor pertanian dan nonpertanian. Sementara Rural adalah daerah administratif dengan GDP mayoritas ditopang oleh sektor pertanian. 

Hasil survei APJII menyimpulkan bahwa ada ketimpangan penetrasi pengguna internet yang besar antara kategori Urban dengan rural-urban dan rural. 

Pada kategori Urban, tingkat penetrasi pengguna internet mencapai 72,41 persen. Sementara pada kategori rural-urban dan rural, tingkat penetrasi pengguna internet masih 49,49 persen dan 48,25 persen. Data ini menunjukkan bahwa akses internet di daerah perkotaan jauh lebih mudah ketimbang kawasan perdesaan. 

“Artinya apa? Infrastruktur (internet) di (daerah) urban sudah bagus, tapi infrastruktur di rural masih perlu ditingkatkan lagi,” kata Henri. 

Survei APJII tersebut melibatkan 2.500 responden dengan margin of error sekitar 1,96 persen dan level of confidence 95 persen serta metode pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. 

Adapun 2500 respoden tersebut tersebar di Pulau Sumatera (553 responden), Pulau Jawa (1376 responden), Kalimantan (151 responden), Sulawesi (197 responden), Bali-Nusa (142 responden) dan Maluku Papua (81 responden).