Pelaku UMKM mendemokan proses membatik di sela-sela pertemuan IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: ANTARA)
Pelaku UMKM mendemokan proses membatik di sela-sela pertemuan IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: ANTARA)

Nusa Dua, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memperkenalkan batik tulis Lasem kepada delegasi pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali melalui Paviliun Indonesia. 

Salah satu pelaku UMKM, Sugiyarto, ketika ditemui di Paviliun Indonesia di BICC Westin Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali mengungkapkan, “Dengan demo batik ini, kami berharap batik Lasem mendunia.”

Sebagai pelaku UMKM, Sugiyarto mengapresiasi langkah pemerintah, termasuk Kementerian BUMN yang mendirikan paviliun tersebut sebagai ajang promosi di sela-sela pertemuan ekonomi dan keuangan akbar tahun 2018 tersebut.

Pengrajin batik dari Desa Babangan, Kecamatan Lasem itu langsung menampilan cara membuat batik tulis lengkap dengan lilin atau malam yang dikerjakan oleh Jumiarti, istri dari Sugiyarto.

Motif batik tulis khas Lasem, lanjutnya, yakni “Sekar Jagad” atau motif bunga-bunga. Motif Sekar Jagad pada batik Lasem merupakan salah satu motif klasik yang abadi. Popularitasnya begitu mengakar di hati para pecinta batik, sehingga eksistensinya tidak tergeser oleh gelombang inovasi batik kontemporer.

Untuk pewarnaan, Sugiyarto menggunakan warna alami dari akar, kulit, dan daun pohon mahoni sehingga membuat batik tersebut menjadi lebih bernilai.

“Satu warna memerlukan sedikitnya tujuh kali pencelupan, bahkan kalau mau yang lebih bagus perlu 10-15 kali pencelupan,” jelasnya.

Untuk menyelesaikan satu kain batik tulis, Sugiyarto membutuhkan waktu hingga 25 hari hingga kain siap untuk dipasarkan.

Desain dengan pola bunga-bunga yang menarik, pewarnaan alami serta pengerjaan yang memakan waktu tidak sedikit, membuat harga satu lembar kain batik berukuran sekitar 2 meter mencapai kisaran Rp1,5 juta.

Saat ini, Sugiyarto ingin menyasar pasar ekspor untuk produknya, yang diharapkan dapat terwujud setelah mengikuti pameran di Paviliun Indonesia.

Terkait pemasaran, ia menjelaskan jika selama ini baru menyasar beberapa kota di Tanah Air, di antaranya Jakarta, Semarang, dan Bali.

Sugiyarto merupakan satu dari sekitar 150 pelaku UMKM dari 64 kabupaten/kota di Indonesia yang turut meramaikan Paviliun Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN sebagai bagian rangkaian acara pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali pada bulan Oktober 2018.