Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga. Foto: google.com
Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga. Foto: google.com

Banten, MNEWS.co.id – Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2018 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis, (12/7/18). Peringatan Hari Koperasi Nasional Republik Indonesia ke-71 tahun ini bertajuk “Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.

Sejak dicetuskan oleh Mohammad Hatta pada Kongres Koperasi pertama tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, koperasi telah menyokong pertumbuhan ekonomi nasional dari waktu ke waktu. Sejalan dengan misi tersebut, Presiden Joko Widodo bertekad menjadikan koperasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi berbasis gotong-royong.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, AAGN Puspayoga, menegaskan bahwa pihaknya telah menerapkan 3 langkah strategis dalam rangka reformasi total koperasi sesuai dengan arahan presiden.

Ia mengatakan, koperasi memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk memberikan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Puspayoga mengutip perkataan Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin, bahwa koperasi dapat menjalankan peran sebagai pemutus mata rantai kesenjangan di kalangan masyarakat.

Langkah pertama yang dilakukan Menkop Puspayoga adalah reorientasi koperasi. Hal terpenting yang harus digarisbawahi adalah kualitas koperasi, bukan sekadar kuantitasnya.

“Karena itu, koperasi beserta para Pembina kopeasi di pusat, provinsi dan kabupaten/kota mulai menggerakkan pembangunan koperasi yang berkualitas, dari aspek kelembagaan, usaha dan keuangannya,” demikian dikatakan Puspayoga pada acara Harkopnas Expo 2018 yang dihelat di ICE Hall 9, BSD City, Tangerang, Banten, pada Kamis (12/7/18).

Langkah kedua yakni rehabilitasi koperasi yang dimulai dengan membuat database koperasi di seluruh Indonesia, sebagai dasar untuk pembenahan koperasi. Dari keseluruhan jumlah koperasi sebanyak 212.570 unit pada tahun 2014, saat ini berkurang menjadi 152.714 unit. Ada sekitar 80.008 koperasi yang telah melaksanakan agenda wajib RAT (Rapat Anggota Tahunan), sedangkan 72.706 unit belum melaksanakan RAT, sedangkan koperasi yang dibubarkan berjumlah 40.103 unit.

Puspayoga meminta kepada para gubernur, bupati, walikota, dan seluruh gerakan koperasi untuk mendorong koperasi melakukan RAT sehingga tercipta koperasi yang sehat.

Sedangkan langkah yang ketiga berupa pengembangan koperasi. Menurut Puspayoga, pemerintah secara terus-menerus telah melakukan pembinaan untuk pengembangan koperasi.

“Sudah ada koperasi yang omzetnya puluhan triliun, koperasi yang sudah masuk bursa efek, bahkan sekarang sudah ada koperasi yang telah membeli saham salah satu bank syariah negara,” tandas Puspayoga.

Berdasarkan data dari Kemenkop dan UKM serta BPS, koperasi berkontribusi terhadap PDB Nasional sebanyak 1,71 persen sejak 2014, dan meningkat menjadi 3,99 persen pada 2016, dan di tahun 2017 telah mencapai angka 4,48 persen.

“Kita berharap agar terjadi sinergi positif antara upaya yang dilakukan oleh gerakan koperasi dan pemerintah, sehingga koperasi menjadi kuat dan mampu meningkatkan perannya dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan,” ujarnya.