Ilustrasi Pelaku Usaha (Foto: Pexels/Min An)
Ilustrasi Pelaku Usaha (Foto: Pexels/Min An)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memaparkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa berperan dalam peningkatan ekspor maupun mampu berkompetisi di pasar dalam negeri.

“Dalam situasi ekonomi global yang diperkirakan menurun dalam beberapa tahun ke depan, Presiden mengharapkan UMKM bisa menjadi andalan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. UMKM diminta tidak stagnan, alias mampu naik kelas, bagaimana produk UMKM bisa diekspor dan bisa berkompetisi di pasar dalam negeri,” kata Teten.

Teten mengakui untuk mewujudkan hal itu, tantangannya banyak, mulai dari standard produk, konsistensi, bagaimana pembiayaannya dan sebagainya. Untuk itulah pemerintah menyiapkan kebijakan strategis yang akan melibatkan banyak pihak.

“Saya sudah berbicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan (Kemkeu) dan nanti dengan bank-bank pelaksana seperti Himbara untuk menyiapkan langkah implementatifnya, dimana tentunya akan ada skema khusus dalam pembiayaannya untuk UMKM,” ungkapnya.

Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah dalam mendorong UMKM naik kelas adalah, kemitraan dengan usaha besar, dimana usaha besar nantinya bisa menjadi avalis maupun off-taker dari produk-produk yang dihasilkan UMKM. Dengan terobosan ini maka akan ada kepastiaan pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan UMKM.

Teten mengatakan, Presiden memberikan arahan agar modernisasi koperasi juga mendapat perhatian dimana koperasi sebagai kumpulan orang diharapkan tidak kalah dengan swasta yang merupakan kumpulan modal. “Untuk itu modernisasi koperasi perlu dilakukan agar tidak kalah bersaing, misalnya dalam hal teknologi, efisiensi, konsistensi sampai pada produksi. SDM yang handal akan mampu mendorong koperasi menjadi modern,” kata Teten.

Teten membandingkan dengan koperasi di sejumlah negara seperti Singapura maupun AS dimana koperasi malah memiliki peran yang besar misalnya dalam usaha ritel. “Pemerintah juga mengarahkan koperasi memiliki peran yang lebih besar lagi, untuk itu mennciptakan koperasi berskala dunia terus kita dorong,” katanya.

Teten menambahkan bahwa tantangan koperasi di Indonesia adalah sisi produksinya dimana jumlahnya relatif kalah jauh dibanding koperasi simpan pinjam. “Padahal potensi yang bisa diproduksi amatlah besar mulai dari produk berbasis laut, perikanan, pertanian, pakaian muslim sampai sektor pariwisata,” tambahnya.