Yogyakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, ada dua hal yang bisa mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat berkembang. Caranya adalah dengan mengaitkan UMKM menjadi bagian dari rantai pasokan (supply chain) dan menyasar pada bisnis lifestyle.
“Bagaimana agar UMKM mendapat kemudahan dari economy of skill karena pasti kalah dalam hal pemasaran, riset dan pengembangan/inovasi, dan pendanaan. Makanya kita channeling untuk menjadikan UMKM itu yang pertama bagian dari supply chain dan kedua, UMKM yang untuk lifestyle,” kata Eko.
Eko menjadi pembicara sekaligus pembuka acara pada Workshop dan Temu Bisnis Nasional UMKM II dengan tema “Menembus Pasar Disruptif, Menuju UMKM Tangguh dan Berkelanjutan untuk Mendukung Kekuatan dan Kedaulatan Ekonomi Bangsa” di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada Rabu (16/10/19).
“Kalau UMKM yang untuk lifestyle misalnya seperti retail warung-warung, makanan, itu kan marketnya sudah ada. Atau, UMKM dengan bentuk usaha spa, gym, yoga, pilates yang dikelola BUMDes. Yang pemerintah lakukan adalah bagaimana menciptakan aktivitas ekonomi di daerah tersebut sehingga bisa kita jaga daya belinya. Kalau daya beli terjaga warung-warung tetap ada pembelinya,” ungkanya.
Eko menambahkan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam kemajuan pembangunan ekonomi di desa. Ia mengapresiasi UGM yang mengirim mahasiswanya mengikuti KKN Tematik. “Saya sarankan, sebelum mahasiswa turun ke desa diberikan entrepreneurship skill/ dasar kewirausahaan sehingga waktu turun ke desa bukan hanya bantu masyarakat desa tapi bisa melihat peluang usaha yang ada di desa,” katanya.
Sementara Panut Mulyono, Rektor Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar penguatan ekonomi secara nasional, terutama dalam memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat. Peran strategis UMKM adalah mendorong proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan stabilitas nasional.
“Peran strategis UMKM adalah penyerapan tenaga kerja, pengolaan sumber daya lokal, pemeratan dan pendapatan masyarakat, potensi usaha yang produktif dan berdaya saing. Kedua, memberi kontribusi ekonomi, pendapatan domestik bruto dan ekspor,” ujarnya.
Mulyono menambahkan perlu upaya peningkatan kualitas produk, akses pasar, dan pemanfaatan teknologi. Beberapa aspek inovasi UMKM diantaranya inovasi proses produksi, pemasaran dan jaringan dan inovasi dalam desain produk. Menurutnya, ada beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi oleh UMKM, diantaranya yaitu dalam hal produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, serta iklim usaha.
Mulyono memaparkan dalam menghadapi era disruptif perlu dilakukan sebuah upaya sinergis yang melibatkan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM. Ia melanjutkan, dengan semakin baiknya kualitas UMKM, maka diharapkan akan semakin baik pula efek ganda (multiplier effects) terhadap penyerapan tenaga kerja.