Program Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Foto: (doc/Kemenperin)
Program Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Foto: (doc/Kemenperin)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perindustrian bersama dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Colombo Plan kembali menyelenggarakan program Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dalam upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Tahun ini, kegiatan diikuti sebanyak 20 peserta dari negara-negara anggota Colombo Plan, antara lain Indonesia, Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

“Program yang dinamakan Capacity Building Program on Enhancing the Development of Small and Medium Industry ini akan berlangsung pada tanggal 18-30 Juli 2018 di Jakarta dan Bandung,” kata Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM Kemenperin  di Jakarta, Kamis (19/7).

Menurut Gati, kegiatan kolaborasi tersebut merupakan program di bawah pilar Programme for Private Sector Development (PPSD) Colombo Plan. Selain itu, menjadi salah satu komitmen yang disampaikan Delegasi Indonesia di dalam forum pertemuan pejabat senior seluruh negara anggota Colombo Plan pada “Colombo Plan Consultative Committee Meeting (CP-CCM) ke-45” yang diselenggarakan di Fiji tanggal 28-30 September 2016.

“Program ini telah diadakan dalam dua angkatan. Angkatan pertama diselenggarakan di Bali tanggal 24-28 Oktober 2016 dengan diikuti sebanyak 19 peserta. Sementara angkatan kedua program ini berlangsung di Yogyakarta selama 30 Juli-9 Agustus 2017 dengan jumlah 22 peserta,” paparnya.

Pada tahun 2018, program pembelajaran ini difokuskan untuk memperkenalkan berbagai teknologi dan inovasi yang telah dilakukan pemerintah RI dalam pengembangan IKM di berbagai daerah. “Makanya, tema yang kami angkat tahun ini adalah Small and Medium Industry Acceleration Through Research and Development,” ujarnya.

Gati menjelaskan, beberapa materi praktis yang akan diberikan kepada para peserta, antara lain hasil penelitian dan pengembangan (R&D) terutama yang dikembangkan oleh lima Balai Besar Kemenperin di Bandung. Kelima balai besar itu adalah Balai Besar Tekstil, Balai Besar Logam dan Mesin, Balai Besar Pulp dan Kertas, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, serta Balai Besar Keramik.

“Di Bandung, nantinya para peserta melaksanakan workshop membuat kain jumputan di Balai Besar Tekstil dan menjajal mesin CNC buatan Balai Besar Logam dan Mesin,” ungkapnya. Selain itu melakukan kunjungan ke Balai Besar Pulp dan Kertas untuk melihat proses daur ulang kemasan aseptik, serta ke Balai Besar Bahan dan Barang Teknik untuk pengembangan baterai lithium ion dan proses layanan dengan menggunakan prinsip IoT.

“Peserta juga akan diajak ke mini workshop untuk membuat hiasan keramik di Balai Besar Keramik. Tak hanya mengenai R&D, peserta juga akan berkenalan dengan IKM di kota Bandung dan Cimahi yaitu Batik Komar serta Bandrek Hanjuang, Matoa Indonesia, dan Elina Keramik,” imbuhnya.

Bahkan, untuk memperlihatkan kemajuan Indonesia dalam hal kedirgantaraan dan pengembangan startup inkubator, peserta pun dijadwalkan berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia dan Bandung Techno Park. “Tak ketinggalan, para peserta yang semuanya berasal dari Asia tersebut akan diperkenalkan dengan sejarah dan budaya Jawa Barat dengan mengunjungi Museum Konferensi Asia Afrika dan Saung Angklung Udjo,” tutur Gati.

Sementara, program pelatihan yang dilaksanakan di Jakarta merupakan sesi kelas yang menghadirkan berbagai narasumber dari Kemenperin, Kemensetneg, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dan Lembaga Pengembangan Ekspor Indonesia.

“Kami berharap, pelatihan yang diberikan tahun ini akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya R&D pada pengembangan IKM. Di samping itu, dapat meningkatkan Kerja Sama Selatan-Selatan serta menghasilkan persahabatan yang kuat dan saling menguntungkan, terutama dengan negara-negara anggota Colombo Plan,” ungkap Gati.

Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, menyampaikan, pelatihan internasional ini merupakan perwujudan komitmen kuat Pemerintah RI dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang dikoordinasikan oleh Kemensetneg dalam bentuk kerja sama Triangular dengan Colombo Plan Secretariat dan diimplementasikan oleh Kemenperin.

“Melalui program ini, kami berharap juga bahwa peran Indonesia dalam kerja sama global akan semakin dikenal dan para peserta pelatihan dapat menjadi agen-agen yang memperkuat dan mempromosikan kerja sama antara Indonesia dengan negara para peserta,” jelasnya.

KSST menjadi salah satu bentuk keterlibatan Indonesia dalam melakukan kerja sama pembangunan internasional yang membantu negara-negara berkembang lainnya dengan cara berbagi pengetahuan melalui mekanisme bilateral atau triangular.