Maskot dan Logo Asian Games 2018. Foto: google.com
Maskot dan Logo Asian Games 2018. Foto: google.com

Jakarta, MNEWS.co.id – INASGOC atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee telah menetapkan 23 pemegang lisensi merchandise Asian Games. Dari 23 pemegang lisensi ini, sebanyak 7 di antaranya adalah UMKM.

Mochtar Sarman, Vice Director Revenue INASGOC, menjelaskan, pihaknya melakukan kurasi dengan sangat ketat terhadap kualitas merchandise yang akan diperjualbelikan. Tidak hanya dari segi kualitas saja, tetapi juga desain, harga yang ditetapkan, serta jaringan distribusi. Menurutnya, ini adalah kesempatan bagi perusahaan lokal dan UMKM untuk memasarkan produk ke luar negeri.

Selain itu, Mochtar menilai bahwa Asian Games adalah kesempatan UKM untuk memamerkan produknya dan naik kelas dengan mengikuti standar internasional.

“Kalau kita lihat Asian Games ada 45 negara yang berpartisipasi, ini bisa jadi showcase. Kita benar-benar harus kurasi dan selektif. Selain kualitas dan jaringan, yang penting ini perusahaan UKM yang mau belajar. Sistem licensing kita ini banyak standar-standar internasional yang harus dipenuhi. Ini kesempatan UKM untuk naik kelas; yang biasanya main di lokal, kita naikkan kelas supaya bisa belajar dan ikut standar internasional,” tandas Mochtar dalam acara yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM, bertajuk “UKM Menangkap Peluang Asian Games 2018” di Creative Stage Lt. 3 Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu, (15/8/18).

Selain perusahaan lokal dan UMKM, INASGOC juga menggandeng perusahaan-perusahaan asing untuk memproduksi merchandise Asian Games. Sedangkan untuk produk makanan dan minuman, 80 persen berasal dari perusahaan lokal.

Meski tidak ada patokan yang pasti, INASGOC berharap penjualan merchandise bisa berkontribusi meningkatkan keuntungan. Nantinya dana yang masuk dari sponsorship, yang ditargetkan sebesar 1,5 Triliun, maupun dari penjualan merchandise, akan masuk kembali ke kas negara.

Mochtar juga mengatakan, potensi komersial harus dipertimbangkan. Lebih baik kekurangan produk merchandise daripada kelebihan. Karena menurutnya, merchandise sifatnya seasonal. Setelah event selesai, masyarakat tidak akan tertarik lagi untuk membeli.

“Dari segi supply kenapa tidak bisa semua UMKM, karena demand-nya bakalan besar. Bagus kalau habis tapi kalau 2 jam habis ngga bagus juga. Kita memilih partner yang siap supply produk-produk populer misalnya tas, kaos dan lain-lain. Perusahaa besar juga kewalahan, jadi ada layer berikutnya yang dialihkan ke UMKM,” pungkas Mochtar.

Mochtar menambahkan, pembuatan merchandise Asian Games tidak menggunakan dana pemerintah. Pihaknya menggunakan sistem revenue sharing.

“Kita dengan sistem licensing, untuk Asian Games pembuatan merchandise tidak menggunakan dana pemerintah. Kita memberikan lisensi pada perusahaan-perusahaan yang ingin memproduksi dan menjual merchandise Asian Games, kemudian dilakukan revenue sharing. INASGOC sebenarnya EO, sedangkan merchandise yang ada menggunakan standar dari OCA Olympic Council of Asia (OCA),” jelasnya.

Dari hasil penjualan, ada presentase yang harus di-share ke INASGOC. Rekanan bisnis harus melakukan sales report berkala yang akan dicek. Mochtar menegaskan bahwa INASGOC hanya ingin bekerja sama dengan UKM yang mau belajar. Hasil penjualan harus kredibel. INASGOC juga mengontrol dengan menempelkan hologram di hampir semua produk, agar bisa terhitung berapa jumlah volume yang dijual.

Untuk kisaran harga, sesuai dengan instruksi presiden Joko Widodo, harga merchandise harus dibuat lebih terjangkau. Harga merchandise berkisar dari Rp 15 ribu hingga Rp 5 juta.

“Dibandingkan dengan Asian Games 2014 lalu di Korea, harga produk di Indonesia lebih terjangkau. Kami ingin berterima kasih kepada partner-partner yang bisa menekan harga sehingga bisa dijangkau berbagai lapisan masyarakat,” ujar Mochtar.

Selain memilih UMKM dengan kualitas terbaik, INASGOC juga menjadikan Smesco Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata belanja selama perhelatan Asian Games. Menurutnya pemilihan Smesco Indonesia sudah tepat, karena variasi produk dan kualitasnya yang sudah baik. Smesco adalah showcase, selain tujuan wisata belanja lainnya seperti Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan Senayan City.