Bandar Lampung, MNEWS.co.id – Pemerintah Provinsi Lampung mengajak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia untuk memberikan edukasi kepada 1.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pangan yang ada di Provinsi Lampung. Kedepannya diharapkan dapat memberikan keamanan pangan produksi Lampung agar lebih terjamin. Hal tersebut disampaikan oleh Fahrizal Darminto selaku Sekda Provinsi Lampung dalam pembukaan Intervensi Keamanan Pangan bagi UMKM Pangan, di Balai Keratun, Kamis (26/9/19).
Fahrizal mengatakan bahwa keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas bahkan harus menjadi prioritas, dengan tujuan untuk peningkatan kualitas kesehatan. Selain itu juga untuk memajukan usaha di tengah perkembangan pariwisata di Provinsi Lampung akan didukung dengan menyediakan kuliner yang aman dan bergizi.
Intervensi keamanan pangan bagi UMKM merupakan upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Pemda), serta usaha masyarakat yang bersinergi. “Pangan harus aman bagi kesehatan, harus bermutu dan memiliki nilai gizi sehingga pangan bisa membuat kita lebih sehat,” kata Fahrizal.
Sampai saat ini masih banyak ditemukan penggunaan bahan kimia yang berbahaya pada produk makanan yang beredar bebas di masyarakat. Bahkan banyak ditemui di kantin sekolah. Sehingga upaya pencegahan penggunaan bahan kimia berbahaya pada makanan harus lebih dioptimalkan. Maka dari itu dibutuhkan sinergitas seluruh unsur terkait termasuk masyarakat dalam mewujudkan pangan yang aman dan berkualitas.
“Masalah pangan tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah saja, namun sangatlah penting adanya keterlibatan dan dukungan dari pemangku kepentingan termasuk UMKM pangan sebagai ujung tombak penyedia produk pangan bagi masyarakat,” katanya.
Sementara Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI, Dewi Prawitasari, mengungkapkan bahwa pada tahun 2019 Badan POM mengadakan pendampingan untuk UMKM pangan sebanyak 8.000 UMKM di 10 Provinsi. Lampung menjadi salah satu kota yang masuk karena memiliki jumlah UMKM yang cukup besar. “Kami melihat potensi UMKM di provinsi ini cukup besar untuk bisa dikembangkan menjadi produk unggulan seperti psiang dan kopi,” ujar Dewi.
Dirinya menambahkan, BPOM melakukan intervensi pangan untuk industri rumah tangga baik pelaku pangan olahan maupun produk pangan yang siap saji. Hal itu agar mampu memproduksi pangan yang berkualitas aman, bergizi, dan terjamin kesehatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.