Talkshow Melalui Sinergisme Kepentingan ABG Badan POM Mendukung UMKM Berdaya Saing Menuju Indonesia Maju  di Griya Persada Convention Hotel & Resort, Selasa (10/9/19) (Foto :Amanda Rizqyana)
Talkshow Melalui Sinergisme Kepentingan ABG Badan POM Mendukung UMKM Berdaya Saing Menuju Indonesia Maju  di Griya Persada Convention Hotel & Resort, Selasa (10/9/19) (Foto :Amanda Rizqyana)

Semarang, MNEWS.co.id – Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Penny K Lukito, mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah agar dapat berdaya saing dengan perusahaan besar. Dengan menerapkan berbagai aspek pendukung yaitu pengembangan manajemen, sumber permodalan, teknologi, kualitas, dan kuantitas. Dalam hal ini BPOM memiliki peran untuk meningkatkan mutu, keamanan dan kualitas pangan.

Penny menyampaikan hal tersebut dalam acara ‘Melalui Sinergisme Kepentingan ABG (Academic Business Goverment) Badan POM Mendukung UMKMBerdaya Saing Menuju Indonesia Maju’ yang diadakan di Griya Persada Convention Hotel and Resort pada Selasa (10/9/19).

“Upaya dorongan kepada UMKM tidak hanya dapat dilakukan oleh Badan POM saja. Namun juga melibatkan lintas sektoral mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah dan kabupaten/kota juga harus ikut andil didalamya,” kata Penny.

Badan POM bekerja sama dengan lintas kementerian dan lembaga pusat saat ini juga membantu pengembangan  kepada UMKM. Tahap selanjutnya melalui sejumlah program dari kementerian dan lembaga pusat, akan bersinergi dengan program daya saing UMKM. “Untuk meningkatkan kualitas yang baik dibutuhkan teknologi yang tinggi dan sterilisasi komersil. Maka perlu menjalin kerjasama dengan LIPI hingga di tingkat bawah,” ujarnya.

Sri Puryono selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa pihaknya mendukung  kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan POM ini. Dirinya menilai talk show tersebut merupakan kegiatan mendorong UMKM untuk maju. Sri menambahkan saat ini UMKM di Jawa Tengah tumbuh berkembang dengan pesat. Pada semester pertama 2019 jumlah UMKM meningkat dari 53.000 menjadi 56.000, dan asetnya pun tumbuh 4% dan omsetnya juga tumbuh 5% dari target 10%. “Meski demikian, UMKM perlu didorong terus untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar daya saingnya lebih kuat,” kata Sri.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) aktif mendorong peningkatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tingkat nasional dan internasional. Berbagai upaya untuk peningkatan daya saing tersebut terus diupayakan BPOM, diantaranya melalui peluncuran Program Terpadu Lintas Kementerian/Lembaga Pengembangan UMKM bidang Obat Tradisional, Kosmetik dan Pangan.