Layanan jasa home cleaning service Cleansheet. (Foto: dok.Cleansheet)

Jakarta, MNEWS.co.id – Ada banyak peluang yang bisa dilakukan mahasiswa untuk melakukan usaha sampingan demi mendapatkan penghasilan tambahan.

Bermula dari pengalaman saat menjadi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Institut Pertanian Bogor (IPB University), Dihqon Nadaamist merasa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan tambahan di sela-sela kesibukannya.

Berbekal uang Rp100.000,- yang Ia punya saat itu, Dihqon melihat peluang dengan menawarkan jasa membersihkan rumah kepada dosennya. Layanan jasa home cleaning service tersebut diterima dengan baik oleh dosennya dan dikenalkan ke beberapa rekan-rekannya.

Setelah banyak yang menyukai hasil kerjanya, Dihqon merasa kewalahan untuk mengerjakan semuanya sendiri hingga akhirnya mengajak kawan-kawannya yang saat itu juga membutuhkan biaya untuk bergabung dengannya.

“Awalnya itu saya menawarkan bersih-bersih di rumah dosen karena waktu itu uang hampir habis, sehingga saya harus mencari uang tambahan untuk makan saja. Dan alhamdulillah dosen saya mau dan langsung bersih-bersih di rumah beliau. Saya dapat makan, uang, dan dikenalkan ke dosen-dosen lainnya. Ternyata yang mengalami permasalahan ini bukan hanya saya, teman-teman saya Bidikmisi lain juga sama,” kata Dihqon kepada tim M-News.

Selang dua tahun menjalani usaha bebersih rumah, Ia kemudian memantapkan bisnis tersebut menjadi perusahaan rintisan (startup) bernama Cleansheet yang resmi sejak Agustus 2019.

Cleansheet atau yang kini menjelma menjadi perusahaan PT Cita Indonesia Bersih merupakan startup yang bergerak di bidang kebersihan modern berbasis socio-technopreneur dengan memberdayakan mahasiswa serta masyarakat yang putus sekolah.

“Kami satu-satunya jasa kebersihan berbasis pemberdayaan dengan layanan yang bervariasi, dikerjakan oleh anak-anak muda yang punya mimpi dan semangat serta kekinian,” tambahnya.

Dihqon Nadaamist, pemilik Cleansheet. (Foto: dok. Cleansheet )

Kini Cleansheet sudah memiliki puluhan pegawai dan tim customer service yang saat ini dibantu ratusan orang untuk melayani area Jabodetabek. Sistem kerja para pegawai yakni kerja paruh waktu (part time), sehingga baik mahasiswa atau anak putus sekolah bisa tetap mengejar mimpi atau melakukan kegiatan lainnya.

Hingga saat ini, layanan jasa Cleansheet selalu mendapatkan respon yang baik dari para konsumen karena hasil dan kualitas pembersihannya sangat bagus. Dihqon juga menetapkan sistem ‘order = donasi’ sebagai bentuk untuk membantu para pegawai di Cleasheet yang membutuhkan.

Selain mengedepankan kepuasaan konsumen, Ia juga menjaga kualitas dan menjamin keamanan layanannya. Cleansheet memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah terjamin serta pelatihan yang profesional bagi pegawainya. Sementara untuk bahan baku yang digunakan dalam layanan Cleansheet merupakan hasil kerja sama dengan brand lokal.

Dalam menjajakan layanan jasa, Cleansheet memanfaatkan pemasaran secara offline dan online melalui media sosial Instagram, Facebook, dan website. Namun tidak sedikit para pelanggannya yang juga merekomendasikan layanan jasa kepada konsumen baru.

Hampir 4 tahun merintis Cleansheet, Dihqon telah melewati berbagai kendala dan hambatan. Namun semua hal itu Ia jadikan tantangan dan pantang menyerah karena selalu mengingat ‘Why’ atau alasannya dalam membangun usaha tersebut.

Tidak hanya itu, melihat banyaknya anak muda yang terbantu dan bahagia dengan pekerjaan dan penghasilan tambahan yang mereka dapatkan, menjadi suntikan semangat bagi Dihqon untuk terus mengembangkan usaha Cleansheet.

Saat ini, tim Cleansheet memiliki target untuk menyekolahkan dan mengkuliahkan 1.000 anak kurang mampu di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Selain itu, pihaknya juga berencana  akan membantu lebih banyak lagi anak-anak muda yang membutuhkan dan memperluas pasar sampai ke seluruh kota-kota besar di Indonesia.