Ilustrasi Sampah Daur Ulang (image: Pexels)
Ilustrasi Sampah Daur Ulang (image: Pexels)
MNews.co.id – Anak muda kota Medan kembali menginspirasi dan menorehkan cerita prestasi yang membanggakan. Abdul Latif Nasution dan Afrizal Yusuf Rangkuti, anak muda lulusan Informasi Teknologi (IT) Universitas Sumatera Utara (USU) ini berhasil meluncurkan aplikasi jasa jual sampah daur ulang yang diberi nama Kepul.
 
Tak hanya sekadar berhasil meluncurkan, aplikasi Kepul akan menjadi perwakilan delegasi Indonesia pada kompetisi bertaraf internasional yaitu Asia Pasific ICT Alliance Awards (APICTA Awards) 2018, yang akan digelar di Guangzhou, China, pada 9-13 Oktober 2018 mendatang.
 
“Bisa mewakili Indonesia di APICTA Awards 2018 mendatang merupakan suatu apresiasi dan kebanggaan tersendiri bagi kami,” kata Abdul Latif Nasution, Kamis (20/9).
 
Pria yang akrab disapa Latif tersebut berharap bisa menang dalam kompetisi APICTA Awards 2018. “Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak terutama dukungan dana untuk dapat berangkat mengikuti kompetisi tersebut,” tuturnya.
 
Ia mengakui, memang sedikit terkendala dengan dana. Bahkan mereka juga membuat gerakan 3.000 orang donatur yang berbaik hati dan bersedia menyumbangkan Rp10 ribu per orang, agar dapat mengikuti kompetisi tersebut.
 
“Aplikasi Kepul ini kami buat ketika masih menjadi mahasiswa, setelah lulus semakin diseriusi lagi dan akhirnya kami berhasil menciptakan aplikasi Kepul ini,” terangnya.
 
Ia menjelaskan, tujuan awal menciptakan aplikasi tersebut karena memang ingin memberikan solusi dengan menghadirkan sesuatu yang bisa bermanfaat untuk orang banyak, seperti bisa dimanfaatkan untuk jasa jual sampah daur ulang. 
 
“Tim untuk pembuat aplikasi Kepul ini sudah sejak tahun 2017 lalu. Dengan anggota tim sesama mahasiswa IT USU ketika itu,” jelasnya.
 
Ia menerangkan, tak hanya sekadar bisa mengatasi permasalahan sampah, dari aplikasi tersebut juga bisa dijadikan peluang usaha, karena dari sampah tersebut kemudian akan menjadi uang.
 
“Ide awal muncul karena memang prihatin tentang masalah sampah yang tak kunjung teratasi dan malah di beberapa tempat semakin parah,” terangnya.
 
Oleh karena itu, ia mengungkapkan, sebagai upaya untuk tetap menjaga lingkungan yang baik, kemudian dicari solusi bagaimana masalah sampah tersebut bisa segera diatasi.
 
“Salah satunya adalah dengan menciptakan aplikasi layanan yang bisa diakses masyarakat secara mudah, cepat dan murah,” ungkapnya. Dengan aplikasi Kepul, masyarakat bisa mengumpulkan sampah dan kemudian mendapatkan tempat pengepul sampah terdekat dan meletakkan sampahnya di sana.
 
“Jadi, pengguna aplikasi yang ingin mengumpulkan sampah daur ulang dapat mencari pengepul terdekat, karena memanfaatkan sistem navigasi GPS. Tentunya, sampah yang diterima merupakan sampah berupa kertas, plastik, logam dan barang yang dapat didaur ulang lainnya,” tuturnya.
 
Latif mengatakan, dari aplikasi tersebut masyarakat bisa mendapatkan uang  yang disesuaikan dengan berat sampahnya.  “Di aplikasi tersebut juga menyediakan pasar untuk produk daur ulang barang bekas yang dikumpulkan para pengepul, tentunya dengan menjual produk UMKM dari olahan sampah daur ulang,” katanya. [Trubus/KW]