Pelaku UMKM Lampung, Tri Indah Noviana bersama produk batik eco print miliknya. (Foto: Ruth Intan Sozometa Kanafi)
Pelaku UMKM Lampung, Tri Indah Noviana bersama produk batik eco print miliknya. (Foto: Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandar Lampung, MNEWS.co.id – Produk eco print pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Lampung yang dikelola oleh Tri Indah Noviana menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan serta menumbuhkan rasa cinta budaya lokal melalui pengembangan motif khas Lampung.

“UMKM ini tercipta bermula dari hobi dan kecintaan saya akan kerajinan tangan, serta cinta akan kelestarian lingkungan,” ujar Tri Indah Noviana seperti yang dilansir dari ANTARA.

Pilihan Tri untuk memulai UMKM dengan produk ramah lingkungan didasari atas dorongan dari kolega, serta kecintaannya atas budaya Lampung dan keprihatinan atas kerusakan lingkungan.

“Kebetulan kolega mendorong untuk mengembangkan usaha menjadi UMKM sebab dapat membantu banyak masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan melalui pembuatan produk kain batik ramah lingkungan dan sedotan bambu,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa eco print atau teknik memberi pola pada kain menggunakan bahan alami telah banyak dikenal di pulau Jawa dan di luar negeri, namun asing bagi masyarakat Lampung, sehingga dirinya mencoba mengembangkan usaha sembari mengampanyekan kelestarian lingkungan.

“Eco print membutuhkan waktu dan langkah yang rumit, sehingga hasil produksi berbeda setiap motif serta memiliki keunikan warna masing-masing. Untuk membuat motif Siger, contohnya, maka saya harus memotong daun menjadi bentuk siger dan setiap potongan tentu berbeda,” ujar Tri saat ditemui di galeri miliknya.

Menurut Tri, semua bahan pembuatan diperolehnya dari Lampung, seperti daun jati, jarak wulung, jarak kepyar, bodhi, ketepeng, daun kelengkeng, atau daun jambu. Sedangkan untuk pewarna seperti secang, tegeran, mahoni, jolawe, kunyit, dan kulit rambutan juga Ia dapatkan dari sekitar Lampung.

“Semua bahan alami, sehingga tidak ada bahan kimia yang merusak lingkungan, namun harga dari setiap lebar kain eco print akan jauh lebih mahal dari pada kain lainnya sebab lama serta rumitnya proses pembuatan,” ujarnya.

Kain eco print hasil kreasi Tri dibanderol dengan harga bervariatif mulai dari Rp300 ribu hingga Rp700 ribu per lembar dan telah dijual hingga ke luar negeri melalui promosi di media sosial.