Ilustrasi Hanbok dengan Norigae. Foto: knowingkorea.org
Ilustrasi Hanbok dengan Norigae. Foto: knowingkorea.org

Jakarta, MNEWS.co.id – Norigae, aksesori tradisional yang berasal dari Korea ini kian mencuri perhatian di pasaran. Bentuknya yang unik dan cantik sangat menarik bila dipadankan dengan busana tradisional Korea. Norigae biasanya digantungkan pada pakaian perempuan seperti Jeogori Goreum atau Hanbok Chima.

Pemakaian norigae sering terlihat dalam serial drama Korea dengan latar zaman kerajaan, seperti Jewel in the Palace. Yeong-ae Lee, pemeran utama Seo Jang-Geum dalam serial televisi The Great Jang Geum tersebut bersama dengan pemeran perempuan lainnya mengenakan norigae sebagai pelengkap hanbok.

Norigae terdiri dari 4 bagian, yaitu ddion (kait untuk menempelkan norigae ke pakaian atau hanbok), paemul (ornamen utama norigae), maedeup (simpul), dan sul (rumbai). Ornamen pada norigae biasanya mengadaptasi bentuk-bentuk yang ada pada alam dan keseharian.

Aneka macam norigae. Foto: Pinterest (Glimja Deviantart)

Aksesori yang bentuknya mirip rumbai kain aneka warna ini ternyata bukan hanya sebatas ornamen biasa yang menghiasi pakaian. Norigae berfungsi juga sebagai good-luck charm yang menjadi simbol keberuntungan, kekayaan, hingga kesuburan. Umumnya, norigae diwariskan secara turun-temurun.

Dengan banyaknya fans K-Pop dan K-Drama di Indonesia, Korean wave yang menerjang anak-anak muda dan remaja ini bisa menjadi pasar potensial bisnis norigae. Sebab, masih sangat sedikit yang menjual norigae untuk kebutuhan pelengkap aksesori hanbok maupun koleksi fashion item yang autentik, terlebih dengan kualitas premium.

Gustama (26), bisa dibilang menjadi pelopor reseller norigae autentik premium dari Korea. Didirikan sejak 2017 lalu, norigae yang ditawarkannya lewat salah satu marketplace menjadi incaran penggemar Korea. Myeong Wol, toko yang digagas Gustama tersebut menjual berbagai pernak-pernik asli khas Korea, mulai dari norigae, beoseon hanbok, hingga hair stick. 

Bermodalkan Rp 2 jutaan, kini Gustama bisa menghasilkan omzet hingga 1,2 juta per bulan. Diakuinya, bisnis ini memang masih terkendala dengan minimnya minat masyarakat soal norigae. Ia juga termotivasi untuk menjadi pionir bisnis ini, mengingat mahalnya pernak-pernik Korea asli.

“Aku pilih bisnis ini karena tujuan sebenarnya membuat fans Korea jadi mudah dapetin akses ke pernak-pernik tradisionalnya. Aku dapat langsung dari Korea, karena kebanyakan orang yang jual barang Korea non-kosmetik rata-rata palsu, barang lokal atau kiriman dari Cina, dan mereka jualnya mahal banget karena beli di alibaba atau aliexpress. Jatuhnya lebih mahal kalau beli bukan dari Korea, jadi kaya bukan dapet dari first hand,” jelas Gustama kepada MNEWS lewat pesan singkatnya, Rabu (2/1/2019).

Norigae yang ditawarkan Gustama. Foto: Shopee Myeong Wol.

Harga produk-produk asli Korea yang ditawarkan Gustama pun cukup bervariasi. Satu norigae dibanderol Rp 250-260 ribu rupiah. Untuk beoseon hanbok atau kaus kaki tradisional Korea dihargai Rp 95 ribu. Sedangkan hair stick dijual seharga Rp 125 ribu. Alat makan seperti Korean Sujeo Spoon Chopsticks mulai dari Rp 30 ribuan.

Sementara itu, harga norigae serta aksesori autentik Korea lainnya yang relatif mahal ternyata masih belum terjangkau oleh masyarakat. Misalnya saja hiasan kepala binyeo dengan harga mencapai Rp 400 ribuan. Padahal, aksesori tersebut penting untuk menunjang kelengkapan pakaian tradisional hanbok.

Berbeda dengan fans kultur Jepang yang rela menghabiskan uang demi tampil se-autentik mungkin dengan yukata, fans Korea di Indonesia dinilai masih kurang maksimal. Hal ini mungkin saja disebabkan karena daya beli masyarakat untuk fashion item Korea cenderung definit.

Peluang bisnis norigae masih akan terus berkembang, dan bisa menjadi celah bagi pengrajin Indonesia untuk bisa membuat pernak-pernik khas Korea dengan kualitas baik dan harga bersaing.

1 COMMENT