Photo by Skitterphoto from Pexels.
Photo by Skitterphoto from Pexels.

Jakarta, MNEWS.co.id Mendekor, marketplace yang menawarkan koleksi furnitur dan produk dekorasi interior lokal karya anak bangsa ini tidak hanya memberikan layanan dan harga yang bersahabat, tetapi juga bercita-cita membantu para pengrajin dengan menata ruangan di sekitar. 

Dengan tagline “Menghias Ruang, Menata Hidup”, Mendekor membuktikan pada masyarakat bahwa produk-produk berkualitas tidak harus produk impor, tetapi juga produk hasil karya pengrajin lokal yang sudah mampu bersaing.

Brian Karno Jan, Founder dan CEO PT Mendekor Anugerah Indonesia bercerita bagaimana awal mula Ia membangun Mendekor. Menurutnya, masih banyak pengrajin yang hidupnya di bawah angka kesejahteraan. Brian heran, mengapa di antara industri yang bertumbuh baik, tapi pengrajinnya malah tidak sejahtera. Akhirnya, pada tahun 2016 bulan September, Ia mencetuskan Mendekor.

“Konsumen yang membeli produk di Mendekor sekaligus meningkatkan kesejahteraan pengrajin. Kita, Indonesia, sempat terkenal sebagai negara penghasil kerajinan terbesar di dunia. Banyak supplier Mendekor seperti pengrajin mebel di Jepara, yang lebih banyak pekerja di pabrik garmen dari investor asing. Awalnya susah untuk meyakinkan pengrajin terlibat di Mendekor untuk menghasilkan produk custom. Daya beli masyarakat lama-lama turun terhadap produk kerajinan, karena produk yang dihasilkan pengrajin selalu sama setiap tahunnya,” jelas Brian dalam Konferensi Pers Mendekor di Kroma, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Brian Karno Jan, Founder dan CEO PT Mendekor Anugerah Indonesia. Foto: MNEWS.

Dengan modal keyakinan dan percaya bahwa “kita bisa”, maka hasilnya akan baik. Sejauh ini, Mendekor sudah menjual sekitar 27 ribu produk. Motivasi bagi Brian adalah pertumbuhan para pengrajin dari awal mendirikan Mendekor hingga sekarang. Menurutnya, kini produk-produk lokal bahkan high end pun bisa bersaing.

Brian memaparkan, ada 3 poin utama dalam menjalankan kehidupan yang hingga saat ini dirinya jadikan sebagai pegangan. Pertama, passion, yakni motivasi yang membuat kita tidak bosan dalam menjalankan apa yang disukai, kemudian purpose.

“Purpose adalah api yang membakar semangat kita, sehingga kalau ngedown bisa terus berjalan,” pungkas Brian.

Poin terakhir adalah profit. Brian menegaskan, profit juga penting, agar ada impact berkelanjutan. Karena menurutnya bisnis tidak akan bertahan jika tidak ada profit.

Bagi Brian, bisnis yang dijalankan memiliki dua target, yaitu target bisnis dan sosial.

“Dari bisnisnya supaya bisa ekspor ke seluruh dunia. Untuk sosial kita bekerja sama dengan pengrajin dari 9 daerah, antara lain di pulau Jawa, Bali dan NTT. Kami ingin mengajak lebih banyak lagi pengrajin. Kemajuan Mendekor tidak bisa dipisahkan dari pengrajin itu sendiri. Kaum milenial harus lebih menyukai produk lokal,” tutup Brian.