Grab mengumumkan program kontribusi sosial miliknya bernama ‘Grab for Good’, di The Westin Jakarta, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/19). (Foto : Dok Grab)
Grab mengumumkan program kontribusi sosial miliknya bernama ‘Grab for Good’, di The Westin Jakarta, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/19). (Foto : Dok Grab)

Jakarta, MNEWS.co.id – Grab mengklaim sudah berkontribusi US$ 5,8 miliar atau sekitar Rp 81,5 triliun terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam setahun, per Maret 2019. Decacorn asal Singapura ini pun menargetkan bisa menggaet 10 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di regional hingga 2025. Rinciannya, Grab telah menggaet lima juta wirausaha mikro. Perusahaan penyedia layanan on-demand berharap bisa merangkul lima juta pebisnis tradisional dalam ima tahun ke depan.

Untuk itu, Grab bekerja sama dengan institusi pendidikan, lembaga nirlaba, dan perusahaan teknologi. Sebab, berdasarkan data World Economic Forum, 16% generasi muda di regional ingin bekerja di sektor teknologi. Salah satu perusahaan teknologi yang diajak kerja sama adalah Microsoft. Berdasarkan data Cisco, ada 6,6 juta di enam negara besar Asia Tenggara butuh wawasan baru pada 2028. Sekitar 41% di antaranya memiliki keterbatasan keterampilan teknologi informasi (IT) yang dibutuhkan industri. Karena itu, kerja sama Grab dan Microsoft bertujuan menjembatani kesenjangan keterampilan digital di regional.

Ada tiga poin dalam program kolaborasi tersebut. Pertama, membangun keterampilan teknis bagi mahasiswa di perguruan tinggi di berbagai negara Asia Tenggara. Hal ini untuk memastikan kesiapan mereka dalam memasuki angkatan kerja saat ini dan masa depan. Kedua, memberdayakan mitra pengemudi dan keluarganya agar dapat berkembang dalam ekonomi digital melalui pengembangan keterampilan digital. Ketiga, membuka jalur bagi mitra pengemudi untuk mengejar karir di bidang teknologi dengan dukungan dari organisasi nirlaba global.

Grab merilis laporan terkait dampak sosial yang diciptakan perusahaan. Decacorn asal Singapura itu menyebutkan, perusahaannya berkontribusi US$ 5,8 miliar dalam setahun, per Maret 2019. Perhitungan itu pun telah diverifikasi KPMG, sesuai dengan prosedur yang telah disepakati sebelumnya. Startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar telah menggaet lebih dari 9 juta mitra pengemudi, pengantaran, merchant ataupun agen. Jumlah itu setara 1 dari 70 masyarakat Asia Tenggara. Sebanyak 21% mitra pengemudi Grab tidak memiliki pekerjaan sebelumnya. Lalu, 31% mitra agen tidak memiliki sumber pendapatan sebelum bergabung dengan Grab-Kudo.

Berkaca dari komitmen Grab lewat program Grab fror Good, perusahaan juga menggaet lebih dari 500 mitra pengemudi tuli. Grab ingin menggandakan jumlah mitra pengemudi tuli tahun depan. Grab pun bekerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia, Malaysia Federation of the Deaf, Singapore Association of the Deaf, dan National Association of the Deaf Thailand. “Kerja sama dengan Grab Indonesia telah membantu memberdayakan orang Tuli sehingga lebih percaya diri dan mandiri secara ekonomi,” kata Ketua DPP Gerkatin Bambang Prasetyo.