Pemerintah Siapkan Market Intelligence dan Aplikasi untuk UMKM. (Foto: Humas Kemenkop)
Pemerintah Siapkan Market Intelligence dan Aplikasi untuk UMKM. (Foto: Humas Kemenkop)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah menyiapkan market intelligence atau kegiatan menggali informasi yang berhubungan dengan rencana dan strategi pemasaran dan aplikasi untuk pelaku UMKM sehingga memungkinkan mereka berhubungan langsung dengan produsen dan konsumen.

“Kita sekarang kalau mau jualan produk UMKM seperti warung rakyat tak bisa mendapatkan barang dan harga yang sama dengan ritel modern. Dengan aplikasi itu, kita bisa mendapatkan playing field atau perlakuan yang sama dengan peritel modern, sehingga UMKM bisa bersaing. Jadi digitalisasi sekarang sudah merupakan keharusan bagi Koperasi dan UMKM untuk bisa menaik kelas kan (scalling up) UMKM,” kata Menkop dan UKM Teten Masduki dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2019 di Jakarta Kamis (28/11).

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan kerjasama dengan beberapa aplikasi besar untuk bisa memasarkan produk-produk UMKM ini.

“Sekarang tinggal bagaimana UMKMnya di hulu, apakah bisa memproduksi barang dengan kualitas global dan continue. Itu membutuhkan pelatihan dan bimbingan juga,” katanya.

Dalam hal pembinaan UMKM ini, Menkop dan UKM  Teten Maduki menegaskan, UMKM akan dikelompokkan sehingga mencapai skala industri. Dengan demikian masalah pasok produk tidak akan menjadi masalah, karena sudah diproduksi secara efisien melalaui kluster UMKM.

“Yang diperlukan juga adalah model bisnisnya, yaitu bisnis kemitraan dengan usaha besar dimana usaha besar bisa menjadi offtaker (menampung) barang. Saya punya lahan 1.000 hektare di bekasi yang saya rencanakan di buat produksi perikanan, adalah bisnis model kemitraan. Saya bikin nelayan dengan wilayah 1.000 ha di bekasi, saya juga diberi wewenang memanfaatkan kehutanan sosial yang akan kita bidudayakan dengan agrisbisnis,” ujarnya.

Menkop dan UKM Teten Masduki mengharapkan, koperasi di Indonesia mulai terjun ke sektor produksi, jangan hanya menggantungkan pada Simpan Pinjam saja. “Contohlah koperasi produsen seperti Fonterra di New Zealand yang demikian besar, juga koperasi gandum di Australia. Mereka begitu besar dan menguasai pasar dengan tenaga-tenaga profesional dan muda,”ujar Teten.

Koperasi Fonterra misalnya, sebagai pemasok bahan baku susu global, Fonterra merupakan koperasi peternak di selandia baru yang dimiliki oleh 10 ribu peternak. Fonterra dikenal sebagai salah satu investor terbesar dunia dalam penelitian inovasi susu yang memanfaatkan keahlian dari generasi ke generasi untuk menghasilkan lebih dari dua juta ton bahan baku susu, bahan baku susu formula, bahan khusus dan produk konsumen untuk 140 negara.

Fonterra memproduksi merek-merek susu seperti anlene, Anmum (materna lacta and essential), anchor, anchor bonetto, dan anchor food. Melalui anchor food profesionals, Fonterra merupakan pemasok bahan olahan susu food service di Indonesia dan pemasok bahan baku susu pilihan baik industri makanan dan minuman di Nusantara. 

“Saya menginginkan adanya modernisasi koperasi maupun UMKM agar lebih berperan dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkeadilan, dimana bagi saya pembangunan ekonomi berkeadilan tidak akan datang kalau kita tidak bisa memperkuat ekonomi rakyat, dan ekonomi rakyat itu identik dengan koperasi dan UMKM,” tegasnya.